“Nggak papa, lagian cuma sedikit. Hati-hati di jalan bang Jo, salam buat Mpok Romlah, aku masuk dulu, takut telat.” May melangkahkan kaki menuju ke kelasnya. Setelah sampai di kelas, ia menaruh tasnya ke atas meja kemudian duduk sambil membaca buku tentang kuliner.
“Pagi May, sorry waktu kamu SMS aku udah sampai sekolah. Lagian kenapa juga dengan mobilmu?” tanya Linchan yang sudah duduk di samping May.
“Mobilku di pakai Mama buat ke kantor, karena mobilnya sedang di servis. Mama menyuruhku bareng sama kak Reno, tapi kamu tahu sendiri, hubunganku dari dulu dengan kak Reno tidak baik. Aku sendiri juga bingung salahku di mana?” ucap May tanpa melepas matanya dari buku yang sedang di bacanya.
“Sabar ya May, aku turut prihatin. Buku apa sih yang kamu baca, sampai segitunya?” tanya Linchan sambil melihat cover depannya. “Kamu ingin menjadi seorang chef May?”
“Tidak tahu, aku hanya suka mencoba resep masakan baru di buku ini, tapi setelah lulus nanti aku mau kuliah di Boston, Amerika karena aku sudah mendapatkan beasiswa ke sana. Kamu mau melanjutkan kuliah di mana?” tanya May, tapi Linchan hanya menggedikkan bahu acuh.
“Aku pasti akan merindukanmu Linchan, secara dari kecil kita selalu bersama.” May merangkul bahu Linchan sahabatnya yang ia kenal sejak duduk dibangku sekolah dasar.
“Kita pasti akan bertemu lagi, May.” ucap Linchan.
“Janji!”
“Janji.” mereka pun saling menautkan jari kelingking untuk mengikat janji, seperti yang mereka lakukan sewaktu kecil. Lalu saling mengepalkan tangan dan memberi bogeman kecil di bahu, setelah itu mereka akan tertawa bersama, itulah kebiasaan yang mereka lakukan sedari dulu sebagai ungkapan bestfriendforever.
“Hari ini kamu juga bekerja di cafe?”
“Iya Lin, aku perlu untuk menambah tabunganku, saat kuliah nanti aku ingin hidup mandiri dengan uang hasilku bekerja. Akan sulit mungkin, tapi aku pasti terbiasa.”
“Apakah kamu sudah memikirkan ini matang-matang? Bukankah kedua orangtuamu sanggup membiayai, secara mereka orang borjuis.” tanya Linchan.
“Aku tahu, Lin. Tapi aku tidak mengerti, kak Reno selalu mengataiku telah mengambil bagiannya padahal jika dibandingkan dengannya, uang bulananku 3x lebih kecil darinya.” ucap May sambil menarik nafas dalam-dalam.
Linchan menatap May lekat-lekat, “May apa kamu terlibat brother complex? Secara dari tatapanmu itu aku bisa melihatnya_ummm…memprediksi.” May pun tersentak kaget mendengar omongan dari Lin dan ia menunduk. “Sejak kapan?” lanjutnya bertanya karena yakin dengan ekspresi terkejut yang May tunjukkan.
“Aku memang tidak bisa berbohong di depanmu. Sejak masuk kelas 1 SMA aku membayangkan Kak Reno bukan kakak kandungku, aku berharap dia menjadi kekasihku. Tapi aku tahu diri, that is impossible.”
“Maaf May, kamu harus membuang pikiran itu jauh-jauh. Sebagai bestfriend, aku tak ingin melihatmu bernasib seperti pungguk yang merindukan bulan.” Linchan menepuk bahunya.
“Terima kasih, Lin. Aku memang sedang berusaha menghilangkan perasaan itu. Sebab itulah aku mendaftar untuk mendapatkan beasiswa ke Boston bulan lalu.” Lin sekali lagi menepuk bahu May pelan. May pun mengangguk mengerti.
“Nanti pulang sekolah biar aku yang ngantar ke cafe, jadi kamu bisa mengirit ongkos.”
“Terima kasih, Lin.”
*****
May bingung harus bagaimana, ia mondar-mandir di dalam kamar, ia lupa charger laptopnya rusak, dan saat ini ia membutuhkan charger itu untuk mengisi daya yang hanya tinggal 10%, karena setengah jam lagi laporan tugasnya harus di kirim ke Boston.
Kalau meminjam milik Lin, waktu tak akan cukup, bisa-bisa ia didiskualifikasi, padahal langkah akhir tinggal laporan tugas ini yang harus ia kirim. Setelah berpikir ia pun memutuskan untuk meminjam sebentar charger milik Kak Reno yang berada di kamar.
May menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa Kak Reno benar-benar tidak ada, setelah pasti ia pun masuk ke dalam kamarnya, “Semoga saat aku meminjam chargernya, Kak Reno belum pulang.” ucap May dalam hati. May langsung mengambil charger yang ditaruh di atas nakas. “Maaf Kak, aku meminjam chargermu tanpa ijin terlebih dahulu, because my situation is urgent.” lanjutnya berucap dalam hati.
“Akhirnya selesai juga.” teriak May senang setelah berhasil menyelesaikan laporan tugasnya dan sekaligus mengirimnya.
Tidak lama kemudian….
To be continued…