Gambar diambil dari happyholidayplanner.com
Pak Joy, saya Amey di Chungli. Saya tertarik dengan rubrik wirausaha yang bapak asuh ini. Kontrak kerja saya habis bulan Juni 2015 nanti. Dan saya memutuskan untuk tinggal dan merintis usaha sendiri di tanah air. Kebetulan majikan saya orang taiwan yang berasal dari Talu. Mereka pandai sekali membuat makanan yang berasal dari tepung terigu seperti bakpau, mantau, Cōng yóubǐng, tanping, dan lain-lain.
Saat ini saya sedang menekuni cara membuat makanan tersebut. Saya pernah melihat orang Taiwan menjual Cōng yóubǐng sederhana dan laris. Nah, saya mau meniru mereka. Namun yang jadi kendala adalah rumah saya ada di desa dan agak jauh dari keramaian. Jadi saya berpikir untuk menjadi pedagang kaki lima terlebih dahulu dan mencari tempat di dekat sekolah sekolah SMP atau SMA atau tempat yang agak ramai.
Setelah makanan tersebut dikenal dan disuka masyarakat, barlah saya berfikir untuk membeli ruko atau kios sebagai tempat usaha. Jadi saya memulai usaha saya dari nol dulu, dan semuanya dikerjakan dengan tangan. Jika memang berjalan, barulah saya membeli alat-alat dari Taiwan misalnya mesin pengaduk tepung terigu dan lainnya. Menurut pendapat Bapak Joy, apakah langkah saya ini benar? Hal-hal apa saja yang perlu saya persiapkan untuk menjalankan usaha saya ini? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.
Amey – Chungli
Jawaban konsultasi diasuh oleh Joy Simson CEO Indosuara :
Amey yang sukses, senang sekali saya mendengar bahwa Anda sudah merencanakan untuk buka usaha, semua usaha memang mulai dari usaha kecil dan semua usaha akan menjanjikan jika dikerjakan dengan teliti, penuh kesabaran dan kemauan yang tinggi, usaha Amey ini sangat baik sekali karena berhubungan dengan kuliner dan skill-nya di pegang langsung dari mbak Amey nantinya, ada beberapa point yang mesti di perhatikan:
- Jika sudah pulang ke Indonesia cocokkah resep ramuan yang mbak Amey pelajari sekarang dengan suhu iklim dan bahan yang tersedia di Indonesia, karena setahu saya nantinya akan ada sedikit ketidakcocokan perlu sedikit penyesuaian di cara membuat adonan dan takarannya.
- Cocokkan selera warga sekitar dengan produk mbak Amey yang akan dijual. Menurut saya kemungkinan besar bisa cocok karena di Indonesia memang sudah ada makanan yang hampir sama tapi berbeda yaitu martabak telor.
Langkah-langkah yang mbak Amey rencanakan memang sudah tepat, cobalah dulu dan jika ternyata berkembang barulah mulai dengan menambah investasinya. Di Taiwan ini sebenarnya banyak sekali model bisnis yang bisa diperhatikan dan dijadikan inspirasi untuk berbisnis di Indonesia setelah kita finish kontrak nanti. Sekali lagi saya ucapkan selamat belajar dan bekerja semoga sukses.