Gambar diambil dari kampoeng-game.com
Pernah mendengar tentang “broker”? Jika Anda ingin menjual rumah dan sudah lama tak laku-laku, mungkin ada teman Anda yang menyarankan agar rumah tersebut dijual melalui jasa broker agar lebih cepat terjualnya. Sebenarnya, apa sih broker itu dan apa keuntungan serta kerugian menggunakan jasa broker?
Pengertian broker adalah seorang individu atau sebuah perusahaan yang membeli dan menjual order sesuai dengan keputusan pedagangnya. Para broker mendapatkan uang dengan komisi atau biaya yang dibebankan atas layanan sistem yang mereka berikan. Berikut ada beberapa pertanyaan mengenai broker yang dikutip dari buku Hot Property.
Jika saya menggunakan jasa broker untuk menjual rumah saya, apakah broker tersebut memberikan harga yang obyektif pada pembeli?
Sebelum meminta jasa broker untuk menjual rumah kita, hendaknya kita bertransaksi dengan broker yang termasuk di dalam anggota AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia). Sebagai anggota AREBI, tentunya mereka sudah standarisasi dan mengerti etika profesional kerja. Harry Jap, Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) wilayah DKI Jakarta menyatakan jika sebenarnya aturan untuk broker itu sudah ditetapkan. Jika di Amerika, ada aturan broker tidak boleh mewakili pembeli dan penjual sekaligus. Namun di Indonesia memang masih diperkenankan. Akan tetapi jangan kuatir jika memilih broker dari anggota AREBI sudah dilatih untuk bersikap obyektif.
Ada berapa merek broker dan bagaimana cara melihat atau memilih broker yang sesuai dengan yang kita inginkan?
Jumlah merek broker yang sudah berafiliasi atau yang punya franchise group itu tidak lebih dari 10 merek. Namun di luar ada banyak brand yang jumlahnya lebih dari 100 merek. Selain broker profesional, ada juga broker tradisional. Banyak orang bilang jika broker yang profesional adalah broker yang punya kantor dan berafiliasi dengan merek tertentu, akan tetapi pandangan ini tidak sejalan dengan Harry Jap.
Definisi profesional adalah karena kata dasar yaitu profesi, yang berarti jika seseorang itu profesinya broker, maka itu badalah profesi full time-nya bukan side job. Jadi, ia memang fokus untuk bekerja di situ. Yang dimaksud dengan broker yang tidak profesional adalah misalnya ada orang yang jual toko kelontong sekaligus mempunyai side job sebagai broker.
Untuk memilih broker yang cerdas, kita harus memilih marketer profesional yang terbentuk dari faktor made bukan born. Jadi marketer itu tidak bisa dilahirkan, tetapi harus dibentuk. Yang paling penting untuk menjadi marketer adalah memiliki rasa percaya diri, keahlian berkomunikasi dan mempunyai technical skill yang tinggi seperti menguasai semua peraturan tentang properti.
Apakah broker punya semacam pendidikan atau lisensi untuk menjual properti?
Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) wilayah DKI Jakarta menyatakan jika asosiasinya sebenarnya masih dalam proses menuju ke sana. Peraturannya sudah dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan. Dengan dikeluarkan peraturan itu, maka orang tidak bisa lagi seenaknya melakukan praktik marketer properti atau broker jika tidak mempunyai lisensi dari asosiasi AREBI. Jadi, bagi Anda yang ingin menjualkan rumah kepada broker, sebaiknya memilih broker yang sudah mempunyai lisensi AREBI agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.