Siapa bilang jika wanita yang masih bujang susah untuk membuka usaha sendiri. Ternyata hal itu ditampik oleh gadis single yang mempunyai nama asli Wijayanti, akrab disapa dengan Jay. Menjadi seorang purna BMI yang sudah dijalaninya sekitar 15 bulan di Indonesia, telah mengajarkannya untuk memulai usaha baru, yaitu membuat kripik tempe yang dinamai dengan sebutan ‘WIJAYA’. Selain menjadi pengajar Bahasa Mandarin di PJTKI Blitar, Jay juga terjun ke dunia bisnis dagang.
Awalnya bermodal kurang dari Rp. 10 juta dia memulai menjalankannya. Pertama yang dia lakukan adalah mengajari kedua orang tuanya dalam menjalankan pembuatan tempe dengan bentuk khasnya, yaitu bulat. Mulai dari pembikinan tempe, mengiris, dan cara penggorengan yang menghasilkan warna indah serta tingkat kegurihannya.
Lama-kelamaan dari Wijayanti berjualan di pasar Barat, mendapat respon dari para konsumen bahwa hasil olahan kripik tempenya enak dan gurih tersebutlah, dia pun berinisiatif memproduksi dalam jumlah banyak. Sehingga, perlahan dia pun mulai serius menjalani bisnisnya yang sehari bisa membuat 4 sampai 5 kg kripik tempe yang sudah matang. Perlahan dan pasti, sasaran pun meluas hingga ke angkringan, kedai/warung kopi, hingga ke toko-toko yang sengaja dititipi.
Para konsumen pun dari mulut ke mulut bisa saling menyarankan untuk membeli hasil olahan kripik tempe WIJAYA yang sudah tak asing di jejaring sosialnya. Hingga permintaan dari luar kota dan luar pulau pun silih bergantian. Dalam kurun waktu sebulan telah menuju ke berbagai kota di Indonesia bahkan banyak titipan ke luar negeri seperti Taiwan, Hongkong, dan Amerika.
Kiat menjaga usaha kripik tempe WIJAYA oleh Jay Wijayanti, yaitu:
- Mempertahankan kualitas tempe (produk) baik dari rasa, kegurihan, dan kesehatan bagi para konsumennya.
- Tidak berhenti untuk mempromosikan di sosmed dan di lingkungan sekitar (tempat kerja).
- Tekun, sabar, ulet, dan teliti dalam menjalankan usaha kripik ini.
- Menjaga tali silahturahmi dengan para rekan bisnis, partner, dan tali silahturahim sesama sahabat di sosmed maupun masyarakat.
- Memperluas jaringan baik dengan promosi atau menyebarkan brosur ke berbagai tempat jualan dan tak berhenti dalam belajar untuk sukses.
- Terus bertanya pada yang lebih senior dalam usaha seperti ini, agar hubungan dengan distributor pun juga berjalan baik.
Berikut Perkiraan Simulasi Usaha Kripik Tempe:
Modal awal Rp. 10.000.000
Pendapatan per bulan:
- Angkringan dan warkop 1.800.000,00
- Toko/stasiun 1.050.000,00
- Pengiriman Luar Kota 7.200.000,00
- Pengiriman Luar Negeri 1.300.000,00
Total pendapatan per bulan Rp. 11.350.000,00
Pengeluaran per bulan:
- Pembelian tempe dan tepung 1.637.000,00
- Biaya gaji 2 karyawan 3.100.000,00
- Biaya transportasi 135.000,00
- Biaya kayu bakar 300.000,00
- Biaya Minyak goreng 270.000,00
- Total pengeluaran per bulan 5.442.000,00
Laba Bersih Rp. 11.350.000,00 – Rp 5.442.000,00 = Rp. 5.908.000,00
Catatan:
- Tidak termasuk kendaraan untuk angkut kirim barang
- Biaya tidak termasuk tempat usaha (Usaha rumahan)
- Besar kecilnya usaha tergantung dari berapa besar modal awal
- Penggajian karyawan harus bisa disesuaikan dengan pemilik usaha. Butuhnya kesepakatan dari awal.
- Belum terhitung biaya pengiriman EMS untuk pengiriman Luar Negeri.
- Bila mempunyai member dari Kantor Pos Indonesia, pelaku usaha masih mendapatkan 15 % dari setiap nota pengiriman (resi pengiriman barang) selama sebulan dari produk usahanya.
Motivasi Bisnis:
“Jangan pernah setengah-tengah dalam melakukan usaha, terjunkanlah hati dan niat yang kuat untuk terus menggelutinya tanpa pernah berputus asa. Maka, jalan membentang akan ada di depan mata Anda. Yakin dengan setiap langkah! Salam Isbiz!”