Animo (hasrat) masyarakat akan konsumsi jamu tradisional seakan tak surut meski jaman kian moderen. Bagaimana tidak? Mengkonsumsi jamu tradisional ternyata tidak menimbulkan efek samping negatif dibandingkan bila mengkonsumsi obat kimia dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang panjang.
Tak salah jika Penulis mencoba menawarkan satu peluang usaha tradisional ini kepada Pembaca sekalian. Sebab sudah dari ‘asalnya’ kebanyakan penduduk Indonesia terutama di pulau Jawa, sudah akrab dan bahkan sangat menyukai jenis minuman menyehatkan yang satu ini. Selain banyak dijumpai dimana-mana, harga per porsi jamu tradisional juga terjangkau. Peluang usaha dengan kisaran modal awal di bawah 10 juta rupiah pun bisa jalan. Ingin tahu bagaimana prospek usaha jamu tradisional ini? Mari kita telusuri bersama.
Memiliki tempat yang strategis; dekat dengan pemukiman penduduk, dekat dengan pondok pesantren ternama, dekat dengan sekolah, dipinggir jalan utama yang cukup besar, memiliki akses jalan dari arah mana saja, merupakan salah satu modal penting ketika mulai menekuni bisnis ini. Contohnya Ibu Sri Jeki, seorang yang dulunya berprofesi sebagai pendidik di sebuah sekolah negeri. Beliau memiliki orangtua yang juga seorang pelaku usaha bisnis jamu tradisional. Hampir setiap hari Ibu Sri menyaksikan ibunya meracik kebutuhan jamu tradisional yang akan dijual. Ide bisnis pun kemudian muncul. Setelah serius menimba ilmu kepada orangtuanya akan seluk beluk usaha depot jamu tradisional, Ibu Sri mantap menekuni bisnis barunya dan rela melepas statusnya yang seorang guru di sekolah negeri.
Ada puluhan racikan jamu tradisional yang dijualnya. Antara lain: jamu beras kencur, kunir asem, galian singset, sehat pria/wanita, galian pria/wanita, cabe puyang, endhak-endhak cacing, bersih darah/sawan kikir, sawanan, sawan tahun pria/wanita, uyup-uyup, keputihan, sari rapet, sepetan, watukan, tolak angin, turun panas, sawan supit, dan lain-lain. Satu porsi mulai Rp 4.000 sampai yang paling mahal ‘hanya’ Rp 13.000 saja. Ada yang racikan minta memakai ramuan rasa pahit (pahitan; bahasa Jawa) atau ramuan rasa manis.
Dalam membuat racikan tiap resep jamu, dibutuhkan ‘keahlian khusus’ atau dengan ‘perasaan’ sebab takaran/ukuran tidak menggunakan timbangan. Berikut ini beberapa resep dan kegunaan racikan jamu tradisional menurut pemilik depot jamu tradisional Bu Sri:
- Jamu kunir asem/kunyit asam
Komposisi utama jamu ini ialah rimpang kunyit/kunir yang sudah dihaluskan, ditambah irisan jeruk nipis, ditambah beberapa biji asam jawa. Bahan-bahan tersebut diracik menggunakan menggunakan campuran air gula jawa atau aren atau campuran rasa manis.
Kegunaannya adalah menyegarkan badan, jamu buat wanita yang sedang datang bulan, baik buat penderita sakit maag (jika untuk mengobati maag dalam racikan jamunya tidak menggunakan irisan jeruk nipis).
- Jamu beras kencur
Komposisi utama jamu ini ialah rimpang kencur dan tentu saja beras yang sebelumnya dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian sama seperti kunyit asam, beras kencur juga dicampur dengan menggunakan larutan air gula jawa atau aren.
Kegunaannya adalah menyegarkan badan, penghilang rasa capek, merangsang nafsu makan. Juga bisa menyembuhkan penyakit maag (tentu saja tidak dicampur dengan jeruk nipis).
Usaha yang dikerjakan secara turun-temurun ini sudah berjalan kurang lebih 16 tahun lamanya. Karena merupakan usaha keluarga, maka semuanya bisa dikerjakan sendiri alias dikerjakan oleh seluruh anggota keluarga saja. Dalam sehari, depot jamu tradisional milik ibu Sri bisa menjual 250 an porsi. Alhasil omset kotor dalam beberapa jam, buka dari jam 4 sore sampai jam 8 malam saja mampu meraup 1 jutaan rupiah. Angka yang cukup besar bila dibandingkan dengan penghasilannya sebagai seorang pendidik, tentu saja.
Karena dibuat tidak menggunakan campuran tambahan pengawet, maka jamu buatan Ibu Sri hanya mampu bertahan dalam waktu 24 saja. Apabila lebih dari itu apalagi tidak disimpan dalam lemari pendingin akan menyebabkan racun.
Prospek
Jenis usaha satu ini termasuk jenis usaha yang menguntungkan, selain memang masyarakatnya yang memiliki kegemaran (budaya) minum jamu. Beralihnya masyarakat memilih obat-obatan herbal ( termasuk jamu tradisional) dibanding obat-obatan berbahan kimia, membuat kesempatan yang lebih luas akan pangsa pasar yang besar dan berkelanjutan.
Walaupun bukan termasuk bisnis mudah (karena dibutuhkan keahlian meracik jamu), namun usaha depot jamu tradisional merupakan bisnis yang murah. Karena modalnya tak begitu besar. Paling besar biaya awal terserap jika memilih tempat yang strategis dan dengan bangunan yang permanen. Apalagi jika tempat yang dipilih terletak didaerah yang ramai dan berada di tengah kota.
Pangsa pasar yang luas, mulai anak kecil sampai usia dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Sangat aman diminum meskipun setiap hari dikonsumsi.
Tips Usaha
- Lakukan persiapan usaha dengan secermat mungkin. Mulai dari pemilihan tempat usaha, penentuan besar/kecilnya modal awal yang akan diinvestasikan, persiapan diri akan pemahaman produk yang akan dipasarkan, pemilihan sumber daya manusia yang akan dijadikan partner usaha (bisa saudara/keluarga/karyawan).
- Menjaga kebersihan mulai dari proses produksi hingga pada saat produk dipasarkan sangat penting. Termasuk pula di sini kejujuran pelaku usaha akan produk asli yang dijual. Jika memang jamu tersebut memiliki kandungan/khasiat yang manjur maka hindari pemanis buatan ataupun menggunakan air yang tidak matang.
- Pelayanan yang baik kepada setiap pelanggan harus diperhatikan. Ini menyangkut promosi tak berbayar yang akan kita dapatkan dari pelanggan-pelanggan kita yang merasa puas. Tentu saja mereka dengan suka rela akan merekomendasikan depot jamu milik kita kepada teman, saudara, bahkan orang lain yang ditemui. (Enno Salsa)
Perkiraan Simulasi Usaha Depot Jamu Tradisional :
Modal Awal : Rp 10.000.000
Pendapatan per bulan :
- Omset berbagai macam jamu tradisional 30 x 50 porsi @Rp 5000 Rp 7.500.000
Total pendapatan per bulan Rp 7.500.000
Pengeluaran per bulan :
- Biaya bahan baku rimpang jamu Rp 1.8500.000
- Biaya pelengkap Rp 000.000
- Biaya sewa tempat Rp 000.000
Total pengeluaran per bulan Rp 3.850.000
Laba Bersih :
Rp 7.500.000 – Rp 3.850.000 = Rp 3.650.000
Perkiraan BEP :
Sekitar 3 bulan
Catatan :
- Biaya sewa tempat usaha berbeda-beda
- Besar kecilnya usaha tergantung keinginan pelaku bisnis
Motivasi Bisnis:
“Memilih bisnis yang tepat menentukan kesuksesan seorang pelaku usaha kelak dikemudian hari. Salam Usaha!Salam Isbiz!”