Setiap bisnis tertentu yang menjamur di masyarakat, berkaitan erat dengan jenis usaha lainnya. Antara satu bisnis dengan yang lain saling berhubungan. Oleh sebab itu, hubungan baik yang berkaitan ini bisa menciptakan pula sebuah lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar bisnis tersebut berdiri.
Maraknya bisnis rumah makan, berdampak positif bagi para pelaku usaha pemotongan ayam, peternak ayam, maupun usaha-usaha lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bisnis tersebut. Hal tersebut yang memicu seorang laki-laki bernama Ari untuk mengambil peluang bisnis pemotongan ayam. Keinginan kuatnya, ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh modal usaha yang biasanya diperlukan untuk memulai usaha ketika itu. Namun hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk tetap membangun bisnisnya sendiri. Diputarnya otak, agar tujuannya tercapai. Langkah pertama Ari menghubungi peternak ayam, kemudian dengan negosiasi yang dirasa menguntungkan kedua belah pihak, Ari mulai menjadi tenaga pemasaran ke restoran-restoran. Dari sanalah ia mendapatkan uang dan sedikit demi sedikit usahanya dimulai. Sampai beberapa bulan kemudian Ari berhasil mendirikan ‘AR’ pemotongan ayam yang khusus menyuplai kebutuhan ayam ke rumah makan-rumah makan.
Beralamat di desa Manggung Sumber Agung Jetis Bantul Yogyakarta tahun 2013 usaha yang awalnya berdiri tanpa modal tersebut kini sudah memiliki banyak konsumen. Memilih usaha pemotongan ayam khusus ayam kampung. Sekitar hampir dua tahun berdiri, kini laki-laki berusia 30 tahun tersebut memiliki 4 karyawan dengan omset bersih sekitar Rp 10.000.000 per bulan. Bahkan dalam waktu dekat, akan bersiap membangun sebuah restoran sebagai usaha barunya.
Proses sederhana pemotongan ayam menurut pemilik ‘AR’ pemotongan ayam:
- Pemotongan awal secara manual
- Setelah ayam tersebut mati, direbus.
- Lalu dimasukkan ke dalam alat penggiling supaya bersih
- Selanjutnya dicuci bersih, dan dipotong-potong sesuai pesanan konsumen.
Tips Penting untuk Pemula
Semua orang bisa menjadi pelaku usaha sesuai yang diinginkannya. Hanya saja, tidak semua pelaku bisnis mampu membuat kerajaan bisnisnya atau dengan kata lain; sukses. Selain modal usaha dibutuhkan pula pengetahuan, skill, serta kemampuan membaca peluang pasar akan prospek usaha yang digeluti. Begitupun usaha pemotongan ayam ini, pelaku usaha harus memperhatikan betul akan produk yang akan dipasarkannya. Jangan sampai ayam tersebut berkualitas tidak baik.
Untuk itulah ayam-ayam yang dipotong, harus dalam keadaan sehat. Bukan ayam tidak sehat atau ayam mati kemarin (ayam tiren, red). Ciri-ciri ayam yang sehat, menurut pemilik ‘AR’ pemotongan ayam yakni:
- Ayam yang didatangkan dari ‘kandang’ atau dari peternak jika ayamnya mau makan atau minum itu pertanda ayamnya sehat.
- Namun apabila ayamnya sampai tempat pemotongan lebih banyak diam atau mengeluarkan suara serak bunyi kreek…kreekk itu berarti ayam tidak sehat.
Untuk menjaga agar ayam-ayam yang akan dipotong lebih berkualitas, harus diperhatikan beberapa hal berikut ini.
- Kandang ayam harus selalu dijaga kebersihannya
Rutin melakukan pembersihan. Jangan sampai ada kotoran ayam yang tertinggal di kandang. Selain menimbulkan bau tidak sedap, kesehatan ayam juga bisa terganggu karena udara yang ada di kandang tercemar
- Ayam harus diberi vitamin cukup
Meskipun terlihat sehat, sebagai pemilik usaha harus memperhatikan kesehatan ayam-ayamnya. Pemberian vitamin dilakukan agar ayam tidak mudah sakit.
- Kondisi kandang yang tertutup rapat dan memiliki sirkulasi udara yang baik
Hal ini dilakukan supaya ayam-ayam tersebut aman dari gangguan hewan pengganggu. Jika hal di atas diperhatikan dengan seksama, kualitas daging ayam akan lebih bagus. Ayam akan lebih segar, tidak berbau, dan tentu saja dagingnya lebih terasa enak apabila dimasak nantinya.
Jeli melihat peluang merupakan salah satu tips bagi pelaku bisnis. Walaupun bisnis sudah berjalan, pebisnis harus terus melakukan inovasi. Pendekatan personal kepada konsumen industri (skala besar) ataupun kepada konsumen skala rumah tangga diperlukan sekali. Ini salah satu bentuk pelayanan jasa yang baik dari pebisnis kepada konsumennya.
Apabila usaha pemotongan sudah besar, bisa pula melakukan usaha baru yang masih berkaitan dengan bisnis pemotongan ayam. Contohnya usaha membuka rumah makan atau restoran. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, bukan?
Usaha pemotongan ayam hampir tidak ada kendala yang berarti. Namun tetap dibutuhkan pengetahuan lebih agar usaha tidak berhenti di tengah jalan ataupun usaha malah tidak berkembang sama sekali yang ujungnya bisa menjadi penyebab gulung tikar. Untuk itulah pelaku bisnis harus mau belajar dan mau terjun langsung mengontrol usahanya, jangan hanya menyerahkan semuanya kepada karyawan meskipun karyawan tersebut orang dekat sekalipun. Kendali kontrol harus pada pemilik usaha secara penuh. (Enno Salsa)
Berikut Perkiraan Simulasi Usaha Pemotongan Ayam:
Modal Awal: Rp 10.000.000
Pendapatan perbulan:
- Omset konsumen industri Rp 7.700.000
- Omset konsumen rumah tangga Rp 2.300.000
Total pendapatan per bulan Rp 10.000.000
Pengeluaran perbulan:
- Biaya pakan ternak dan vitamin Rp 2.500.000
- Biaya gaji 2 karyawan @Rp 1.100.000 Rp 2.200.000
- Biaya listrik dan air Rp 000
- Biaya lain-lain Rp 000
Total pengeluaran per bulan Rp 5.550.000
Laba Bersih:
Rp 10.000.000 – Rp 5.550.000 = Rp 4.450.000
Perkiraan BEP:
Sekitar 2 bulan
Catatan:
- Belum termasuk biaya sewa tempat usaha
- Pembelian mesin-mesin yang digunakan disesuaikan dengan modal usaha
- Harga mesin bervariasi
- Harga ayam potong disesuaikan dengan harga pasar daerah tersebut
- Gaji karyawan disesuaikan dengan sistem penggajian yang dikehendaki
Motivasi Bisnis:
“Jika memiliki impian untuk sukses, jangan melakukan pekerjaan yang sama apalagi merasa nyaman didalamnya. Lakukan lompatan agar sampai ke tempat yang dituju; SUKSES! Salam Usaha!Salam Isbiz!”