Foto: ilustrasi TKI sumber kompas.com
Sebanyak 11 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Blitar meninggal dunia di negara tempat mereka bekerja sejak Januari hingga Oktober 2021.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Mujianto mengatakan, dari 11 TKI yang meninggal tersebut terdapat satu TKI yang jenazahnya belum dapat diterbangkan ke Indonesia.
“Dari 11 itu 10 di antaranya sudah selesai urusannya termasuk dipulangkan jenazahnya. Tinggal kasus terakhir, satu TKI yang jenazahnya belum dipulangkan,” ujar Mujianto, Senin (1/11/2021).
Satu jenazah yang belum dipulangkan atas nama Supriyatin asal Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, yang meninggal dunia di Taiwan.
Mujianto tidak dapat memastikan kapan Supriyatin meninggal dunia. Namun, dia pastikan tenaga kerja wanita itu merupakan kasus kematian yang dilaporkan paling akhir hingga Oktober lalu.
“Kalau berdasarkan visum et repertum disebutkan dia meninggal karena sakit,” katanya tanpa menyebutkan penyakit yang diderita.
Segala dokumen untuk pemulangan jenazah Supriyatin sudah siap dan tinggal menunggu ketersediaan pesawat kargo yang akan menerbangkannya ke Indonesia.
Berdasarkan catatannya, dari 11 kasus PMI asal Blitar yang meninggal di negara tempat bekerja, terdapat satu PMI atas nama Agustinus Supantius yang meninggal di Malaysia karena Covid-19.
TKI asal Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, itu dilaporkan meninggal dunia pada 13 September. Jenazah sudah dikremasi dan abunya sudah diserahkan ke pihak keluarga di Blitar.
Selain kasus kematian, terdapat 14 kasus PMI asal Kabupaten Blitar yang tidak dapat menjalankan pekerjaannya karena sakit. Sebanyak 13 orang sudah dipulangkan ke kampung halaman di Kabupaten Blitar dan tersisa satu orang PMI sakit yang belum dapat dipulangkan.
PMI yang sakit belum dapat dipulangkan ke Indonesia karena kondisi kesehatannya masih belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan atas nama Noviatun Nikmah asal Desa Maron, Kecamatan Srengat, berada di Hongkong.
Mujianto menambahkan, masih terdapat lagi 18 PMI lainnya asal Kabupaten Blitar yang bermasalah di negara tempat mereka bekerja dan dipulangkan ke Indonesia. Mayoritas merupakan korban penipuan sehingga tidak dapat bekerja di negara tujuan.
Diketahui Kabupaten Blitar merupakan penyumbang PMI terbesar dari Jawa Timur setelah Kabupaten Ponorogo dan Banyuwangi. Setiap tahun sebelum pandemi Covid-19, lebih dari 5.000 PMI asal Kabupaten Blitar pergi ke negara-negara tujuan untuk bekerja terutama di Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. (0l)