Kepala BP3TKI Kupang, Tato Tirang. Foto diambil dari Tribunnews.
Terhitung dari Januari hingga Mei 2017 sebanyak 32 TKI asal Nusa Tenggara Timur meninggal di Malaysia. Sebanyak 31 orang merupakan TKI non prosedural sedangkan 1 orangnya merupakan TKI prosedural. Dari 32 Jenazah, 3 Jenazah TKI terpaksa dimakamkan di Malaysia karena tidak ada keluarga yang bisa dihubungi. Sedangkan 29 jenazah lainnya dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan.
Hal ini diungkapkan Kepala BP3TKI Kupang, Tato Tirang, SE kepada Tribunnews.com, Selasa (6/6/2017). Tito mengatakan, kebanyakkan TKI meninggal akibat sakit. Namun ada satu orang yang meninggal akibat bunuh diri.
Kedutaan Indonesia di Malaysia sudah mencoba mencari keluarga korban namun tidak ada yang bisa dihubungi. Hal ini tidak lepas dari proses keberangkatan TKI yang non prosedural. Sehingga data diri dan keluarga TKI tidak tersedia. Karena tidak ada keluarga yang dihubungi, terpaksa jenazah dimakamkan di Malaysia.
Untuk memberantas calon TKI non prosedural dibentuk “para legal” yang ditempatkan di desa-desa dengan maksud membantu mengadvokasi masyarakat yang tersandung masalah TKI. Kedepannya fungsi para legal akan ditingkat menjadi perekrut TKI yang legal guna memutus mata rantai calo TKI.
BP3TKI Kupang berkoordinasi dengan Dinas Nakertrans guna memberantas TKI Nonprosedural. Disamping tentu saja tetap berharap partisipasi aktif dari masyarakat. Pemerintah tidak bisa melarang, namun harus mengikuti prosedur yang ada guna memastikan keamanan tenaga kerja di luar negeri.
Informasi terpisah dari Kepala Dinas Nakertrans Malaka, Vincen Babu mengatakan, saat ini pihaknya terus berusaha memberantas TKI non prosedural. Selain melakukan sosialisasi sampai ke tingkat kecamatan, pihaknya telah membentuk satgas pemberantas perdagangan orang di tingkat desa.
Dinas Nakertrans Malaka juga memberikan pelatihan kepada masyarakat. Mulai dari pelatihan menjahit, mebel hingga beternak lele. Terbaru, menggandeng PPSE keuskupan Atambua, Dinas Nakertrans Malaka menggelar Bimtek pelatihan budidaya ubi kayu kepada 25 Purna TKI. Pemerintah menggelar berbagai pelatihan guna memberikan keterampilan kepada masyarakat. (ol)