Foto diambil dari Tribun Medan.
Seorang penumpang Lion Air bernama Dean Ricko Pakpahan mengaku telah ditampar pramugari perusahaan penerbangan Lion Air. Ricko mengadu ke polisi di Polres Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Kejadian bermula saat Ricko bersama adiknya terbang dari Bandara Juanda di Surabaya menuju Bandara Soekarno Hatta, Minggu (26/11/2017) siang. Dalam tiket tertera nomor penerbangannya adalah JT 581 dengan waktu penerbangan pukul 15.40 WIB.
Saat check in ada pemberitahuan penerbangan JT 581 mengalami delay sampai 16.40. Sampai waktu terbang petugas mengatakan delay lagi jadi 17.50.
Setelah mengalami dua kali delay, Ricko terbang ke Jakarta pukul 17.40. Namun, saat melakukan boarding, tiket Ricko dan penumpang lainnya dicoret petugas. Oleh petugas, nomor penerbangan yang seharusnya JT 581 diganti menjadi JT 749.
Permasalahan Ricko di dalam pesawat, tempat duduk yang tertera dalam tiketnya sudah di tempati orang . Bertanya ke pramugari, pramugari itu menyuruh Ricko mencari kursi yang masih kosong.
“Kami ini naik pesawat bukan naik metro mini, saya bilang gitu. Akhirnya saya dapat seat 21A, duduk sama adik kandung saya,” kata Ricko.
Setelah dapat tempat duduk, Ricko kembali bertanya ke pramugari. Dia mau memastikan apakah tempat yang dia duduki bersama adiknya itu benar-benar kosong dengan nada sedikit tinggi.
Pramugari bilang, sudah duduk dulu. Dia jawab begitu juteknya, lalu pramugari meninggalkan Ricko yang belum dapat kepastian soal tempat duduk. Saat pramugari mau pergi, adik Ricko menahan sambil memegang lengannya. Sudah terlihat sikap pramugari tidak menyenangkan.
Karena mendapat perbuatan tak menyenangkan dari awak kabin, Ricko memutuskan untuk menghampiri pramugari itu untuk mengetahui namanya. Saat kembali Ricko bertemu dengan seorang pramugari senior.
“Dia bilang maaf atas ketidaknyamanannnya. Menurut pramugari kami, adik Bapak lakukan kontak fisik dengan mendorong pramugari,” kata pramugari senior itu.
Ricko tak terima lantaran merasa adiknya tidak pernah mendorong pramugari itu. Perdebatan terjadi, tetapi akhirnya Ricko memutuskan tak melanjutkannya.
Setelah pesawat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Ricko bersama adiknya ingin menemui pilot pesawat. Dia mau mengadukan tindakan pramugari itu ke pilot pesawat itu.
“Saat penjelasan ke pilot adik saya ribut sama terlapor. Saya pikir, ada ribut-ribut lagi saya rekam. Saya rekam biar ada pembuktian. Karena pas kejadian awal adik saya menahan lengan, biar saya ada bukti,” kata Ricko.
Pramugari itu berang saat melihat percekcokan itu direkam. Dia mencoba merebut ponsel Ricko. Ricko pun mempertahankan ponselnya.
Dalam peristiwa itu, Ricko merasa tertampar di bagian wajahnya oleh si pramugari.
“Saya kerasa terkena pukul dua kali, saya ngomong ‘saya dipukul nih’. Saya enggak tahu dia sengaja mau mukul apa tujuannya mau ambil HP saya,” ujar Ricko.
Percekcokan itu dilerai awak kabin dan pilot pesawat. Namun, Ricko merasa perbuatan pramugari itu telah melewati batas.
“Saya sudah buat laporan ke polisi bandara Soetta, saya sudah BAP, sudah visum. Itu kan tindak pidana umumnya, saya mau ke sana lagi untuk melapor perdatanya ke bagian otoritas. Saya juga akan melapor ke Ombudsman, ke Kemenhub juga,” ucap Ricko.
Pihak Lion Air, Selasa, membenarkan adanya keterlambatan dan insiden yang melibatkan pramugari dan penumpang dalam penerbangan itu. Pihak maskapai juga telah meminta keterangan dari pramugari yang dituduh.
“Pihak manajemen Lion Air melakukan pemanggilan kepada pramugari yang dituduh pada Selasa (28/11/2017). Sementara, pramugari tersebut tidak diterbangkan hingga masalah selesai,” kata Corporate Communication Lion Air Group Ramaditya Handoko dalam keterangannya. (Ol)