Foto: MTR Hong Kong di stasiun MTR Lo Wu sebelum penutupan perbatasan, setelah memburuknya wabah virus corona di Hong Kong, 3 Februari 2020. REUTERS/Tyrone Siu sumber tempo.co
Kondisi sejumlah TKI di Hong Kong memprihatinkan menyusul merebaknya virus corona. Eni Lestari, WNI yang tinggal di Hong Kong yang juga Ketua Asosiasi Buruh Migran Internasional, menceritakan TKI di Hong Kong tidak diberi masker, namun ada yang diberi tetapi dibatasi 3 buah masker per minggu. Ada juga majikan yang sengaja melarang asisten rumah tangga (ART) keluar rumah supaya ngirit masker. Akibatnya ART berusaha membeli sendiri atau berebut masker-masker sumbangan yang diberikan setiap Minggu. Lebih sedih lagi, ada majikan yang mendorong ART supaya antri masker gratisan.
Eni menjelaskan virus corona telah membuat hampir separuh TKI di Hong Kong tidak mendapatkan hak libur karena majikan khawatir ART tersebut akan pulang ke rumah membawa virus corona. Mereka yang diberikan kelonggaran libur, diminta langsung masuk ke kamar mandi, keramas, mencuci semua pakaian dengan tangan dan menyterilisasi tubuh dan barang-barangnya dengan alkohol. Penyebaran virus corona telah membuat tugas para asisten rumah tangga menjadi berlipat-lipat beratnya. Mereka harus mengelap kamar mandi sekitar 3-12 kali per hari, mengelap rumah termasuk tembok dan pintu setiap hari, semua barang harus disterilisasikan terus menerus. ART yang baru tugas keluar dari rumah harus mengganti baju dan menyemprot sepatu dengan alkohol yang bisa 2-3 kali sehari.
Kondisi ini telah membuat para TKI waswas, mereka bukan hanya takut tertular virus corona, tetapi juga dampak penggunaan bahan-bahan kimia yang dipakai dalam membersihkan rumah. “ART disuruh antri barang-barang kebutuhan seperti tissue dan stock makanan, yang antrinya bisa 3-6 jam di supermarket. Malah ada majikan yang menyuruh ART membeli stok beras dan makanan untuk si ART itu sendiri karena bahan langka dan mahal,” kata Eni. Sikap-sikap diskriminasi terhadap ART sangat terasa di dalam rumah majikan seperti melarang mereka keluar rumah dengan alasan takut terkena virus corona, tetapi majikan malah jalan-jalan bahkan mengundang teman-teman dan saudara-saudaranya ke rumah.
ART harus mengelap semua barang yang disentuhnya dan majikan tidak mau bersentuhan dengan ART dan bahkan ketika rambut ART menyentuh pintu kulkas saja, maka harus langsung dibersihkan. Pada hari Minggu mereka tidak mendapat libur, tetapi jika untuk digunakan mengantre masker gratis diperbolehkan. “Kenapa kalau pemilu pemerintah bisa mengirim surat suara ke rumah majikan, tapi ketika kami butuh seperti sekarang, kiriman masker pun tidak ada,” kata Eni mengutarakan kekecewaan rekan-rekannya di Buruh Migran Indonesia terhadap KJRI di Hong Kong. Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI saat dikonfirmasi mengenai hal ini pada Selasa, 11 Februari 2020, mengatakan KJRI Hong Kong telah melakukan pembagian masker gratis bekerja sama dengan BUMN yang mempunyai kantor operasional di Hong Kong. (Ol)