Untuk menciptakan daya tarik bagi para purna Buruh Migran Indonesia atau yang sudah kembali ke kampung halamannya agar tidak berfikir kembali bekerja ke luar negri, Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengadakan sebuah acara kewirausahaan yang bertempat di Aula Balai Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur. Acara yang diadakan selama 6 hari mulai dari hari Senin 23 Mei hingga 28 Mei 2016 yang diikuti 25 orang.
Saat pembukaan acara dihadiri Kepala Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) Surabaya Tjipto Utomo,S.Sos, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnaker Trans) Kabupaten Banyuwangi Drs. Syaiful Alam Sudrajad,Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyuwangi Ir. Kusdi,Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi Mariyatul Qiptiyah, Pos Pelayanan penempatan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi Andik Supriyadi, SH sebagai Panitia Penyelenggara serta dihadiri Kepala Desa Wringinpitu sebagai Tuan Rumah.
Kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi Syaiful Alam Sudrajat dalam sambutannya mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi memperingatkan para TKI agar waspada terhadap penipuan.
”Pemerintah Banyuwangi senantiasa memberikan perhatian khusus bagi warganya yang bekerja ke luar negeri. Kami senantiasa menghimbau jangan terbujuk rayu oleh para pencari kerja yang tidak resmi. Jika nanti terjadi masalah akan sulit untuk menelusurinya. Proses yang resmi adalah melalui rekomendasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Banyuwangi. Semua surat-suratnya masuk dalam bentuk online dan asli untuk memudahkan pelacakan jika terjadi masalah di negara penempatan. Saat kembali ke tanah air dan sudah memiliki modal, mari kita bangun kampung halaman dengan berwirausaha. Percuma jika hasil dari bekerja ke luar negri untuk bangun rumah besar dan mewah tetapi tidak ada usaha. Nantinya berpikir kembali untuk bekerja ke luar negri. Semoga acara kewirausahaan seperti ini bisa menjadikan kemandirian bagi teman-teman BMI purna,” pungkasnya.
Para Peserta yang datang semuanya wanita sangat antusias mengikuti pembelajaran pembutan piring lidi. Tjipto Utomo Kepala LP3TKI Surabaya kepada Indosuara memberikan penjelasan bahwa ke depannya akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk usaha ekonomi mikro kecil dan menengah ini.
”Pada tahun 2016 ini Banyuwangi mendapatkan 1 paket, kami bekerja sama dengan para mitra baik dari mitra usaha lokal, dari perbankan juga dari Dinas Tenaga Kerja juga Dinas Perindustrian dan perdagangan serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah bisa saling bersinergi. Nantinya akan dipikirkan bagaimana caranya para peserta mendapatkan bahan-bahannya, kemudian cara pembutannya dan setelah jadi bagaimana pemasarannya. Untuk modal usaha kami sudah sepakat bekerja sama dan penandatanganan MOU dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Kecamatan Tegaldlimo untuk bantuan modal. Para peserta wirausaha mandiri nanti dilakukan secara berkelompok, jadi tidak perorangan dan bisa saling bekerja sama. Misalkan ada yang pintar membuat produk, ada yang pandai memasarkan, semua bisa ditularkan pada kelompoknya agar semua bisa menguasai dan tidak saling ketergantungan,hingga bisa membantu perekonomian keluarga hingga tidak berfikir kembali bekerja di luar negeri, bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru di sekitarnya, selama 6 hari ini anggaran yang digelentorkan dari BNP2TKI sekitar Rp 90 juta Rupiah,” jelasnya.
Kepada Indosuara, Luluk purna TKI Taiwan yang sudah bekerja 9 Tahun kepada Indosuara mengatakan kegembiraan hatinya karena keinginan yang telah lama bisa terwujud karena desanya banyak sekali bahan-bahan untuk pembuatan piring lidi. Ia pun ingin bisa berwirausaha bersama teman-teman dan keluarganya hingga tidak ada keinginan kembali bekerja di Taiwan lagi. (ka)
BERIKUT VIDEONYA