Foto diambil dari Taipei Trade Unions (CNA).
Serikat buruh menggelar aksi protes di depan kantor Departemen Tenaga Kerja atau Ministry of Labor (MOL) Minggu kemarin (7/8) menyerukan penghapusan Pasal 84-1 UU mengenai Standar Buruh dimana para pekerja menuntut untuk perbaikan jam kerja atas tugas mereka.
Sebagai tanggapan, MOL mengatakan negosiasi antara pengusaha dan pekerja memerlukan waktu untuk mencapai kesepakatan jam kerja maksimum dan minimum bagi para pekerja di bidang industri tertentu berdasarkan Pasal 84-1.
Serikat buruh, termasuk Pekerja Keamanan Nasional, pekerja perdagangan, bidang listrik, Elektronik dan Pekerja Informasi di Taiwan, telah menyatakan bahwa selama ini peraturan yang ada membuat mereka terkesan menjadi “budak” waktu.
Para pekerja yang tergabung dalam serikat buruh tersebut menginginkan adanya pengurangan jam kerja bagi pekerja pada layanan keamanan, dimana sektor ini memiliki resiko tingkat kematian yang tinggi karena terlalu banyak bekerja.
Para pekerja yang dikelompokkan sebagai pekerja berdasarkan tugas, antara lain seperti pramugari, penjaga keamanan, teknisi di perusahaan elektronik, pembantu rumah tangga, teknisi laboratorium, sopir ambulans dan paramedis.
MOL mengatakan bahwa untuk sementara aturan yang ada memberikan kelonggaran beberapa industri untuk mengatur jam kerja dan hari libur bagi karyawannya. Para pengusaha pun perlu menyepakati sebuah sistem untuk mengatur jam kerja dan hari libur, serta kesepakatan tersebut harus bisa diterima oleh otoritas tenaga kerja di pemerintah daerah setempat.
Pada tahun 2015, aturan ketenagakerjaan pun sudah diperbaharui mengenai upah per bulan dan bagaimana menghitung uang lembur, kata MOL.