Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) dan ILO (International Labour Organization) Promote melaksanakan kegiatan “Pelatihan Pencegahan dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak” di Sinjai, Sulawesi Selatan pada 11 Agustus 2016. Bertempat di Hotel Sinjai, kegiatan ini diikuti oleh 30 orang guru anggota PGRI.
Rasyidi Bakry selaku Koordinator ILO-Promote Sulawesi Selatan dalam sambutannya menyampaikan bahwa mandat utama ILO adalah mewujudkan kerja layak dan bermartabat bagi semua pekerja, termasuk PRT.
Salah satu konvensi terbaru yang disepakati pada ILC ke 100 pada tahun 2011 adalah KILO 189 tentang Decent Work for Domestic Workers atau Kerja Layak untuk PRT.
PRT mendapat perhatian serius karena tak dapat dipungkiri bahwa peran mereka sangat penting. Walaupun sering dicibir sebagai kerja rendahan, tapi karena PRT para pejabat, pengusaha, guru dan seluruh pengguna jasa PRT dapat bekerja leluasa di luar rumah.
Sesuai data ILO, terdapat 52,6 juta pekerja rumah tangga di dunia. Di Indonesia sendiri terdapat 2,6 juta PRT. Sayangnya dari jumlah tersebut, ILO memperkirakan 700.000 dari mereka adalah anak yang berusia kurang dari 18 tahun.
Hal ini tentu patut disesalkan, karena berbagai peraturan perundangan di Indonesia terkait perlindungan anak, telah menegaskan larangan untuk memperkerjakan anak-anak, terlebih sebagai PRT yang dikategorikan sebagai salah satu sektor berbahaya bagi anak.
Seperti yang kita tahu pekerjaan rumah tangga dilakukan di dalam rumah-rumah sehingga tindak kekerasan atau pelanggaran-pelanggaran seperti memperkerjakan PRT dengan jam kerja yang panjang, upah yang murah dan membebani PRT dengan pekerjaan berlebihan sering lepas dari pengawasan pihak berwenang.
Inilah yang mendasari kenapa ILO menjalin kerja sama dengan PGRI, yang difokuskan untuk pencegahan dan penghapusan PRT anak. ILO sadar betul bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak dan guru pun sering berperan sebagai orang tua kedua bagi anak-anak di sekolah.
Untuk itu, pencegahan dan penghapusan PRT anak tentu juga sangat bergantung dengan peran guru . Sebagai guru banyak sekali hal yang dapat dilakukan untuk turut serta melakukan pencegahan PRT Anak.
Sementara itu, Didi Suprijadi Ketua PB PGRI dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan guru untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan PRT anak. Hal ini, menurutnya sangat terkait dengan 4 kompetensi seorang guru yakni ; Kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial.
Dalam pelatihan ini, juga hadir Abd. Asis, Ketua PGRI Sinjai dan Sarifuddin Lagu sekretaris PGRI provinsi Sulawesi Selatan selaku narasumber. Pelatihan difasilitasi oleh Muhammad Basri dan Sutriyani keduanya pengurus PGRI Sinjai. (ol)