Foto pembakaran uang hantu di Taichung. Foto diambil dari Taipei Times.
Badan Perlindungan Lingkungan atau The Environmental Protection Administration (EPA) mengedukasi warga Taiwan melalui iklan televisi untuk mengurangi pembakaran dupa atau membakar uang mainan saat bulan hantu seperti ini. Pihaknya ingin memberikan edukasi ibadah yang ramah lingkungan. Kepercayaan orang Taiwan bahwa dengan membakar uang, petasan dan dupa adalah ibadah tradisional turun temurun yang harus diterapkan di Taiwan. Namun Badan Perlindungan Lingkungan Taiwan mengungkapkan bahwa sudah seharusnya mengganti dengan ibadah yang ramah lingkungan.
Seperti yang dilaporkan Taipei Times. Membakar dupa dan uang hantu menimbulkan polusi udara. Masyarakat disarankan untuk menyumbangkan uang yang digunakan untuk membeli uang hantu dengan donasi atau hanya menyembah dewa tanpa persembahan kertas.
Selama bulan hantu, biasanya ada sekitar 240.000 ton uang hantu dan 3.000 ton kemenyan yang dibakar, dimana polusinya setara dengan emisi tahunan 20.000 mobil, kata EPA.
Jika semua uang hantu dibakar pada tahun lalu, perumpamaan polusinya itu akan menjadi lebih tinggi dari Taipei 101 atau bahkan 15 kali lebih tinggi sekitar 7,436 m, kata EPA.
Dengan membakar uang hantu menghasilkan 610 ton PM2.5 partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer – dan 8.236 ton emisi karbon setiap tahunnya, dan itu menciptakan polutan karsinogenik seperti benzena, formaldehida dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Dua pertiga dari dupa dan uang hantu yang diimpor mungkin memiliki kualitas lebih rendah daripada produk lokal, sehingga menghasilkan lebih banyak polusi, kata Lee, pejabat EPA.
Pemerintah Kaohsiung, Chiayi dan di Hsinchu County telah meluncurkan program amal yang bekerja sama dengan Family Mart untuk mendorong warga menyumbangkan donasinya sebagai alternatif dibandingkan persembahan bakaran, kata EPA.