Foto diambil dari CNA.
Taiwan Railways Administration (TRA) sedang mengkaji pengaturan shift dan sedang berbicara dengan serikat pekerja mengenai cara pencegahan demo para masinis kereta dan staf stasiun yang mengambil rencana cuti massal selama akhir pekan Mid-Autumn Festival September mendatang.
Seperti yang dilaporkan CNA dan Apple Daily, sekitar 400 dari 4.000 masinis kereta dan staf stasiun TRA menandatangani petisi yang menyerukan untuk menginginkan delapan jam istirahat, shift pekerja yang dikurangi, terutama bagi pekerja yang bekerja di jalan dan meminta satu hari penuh off untuk staf stasiun.
Mereka juga meminta uang lembur saat bekerja di malam hari. Salah satu pekerja stasiun mengeluh bahwa pengoperasian kereta api saat ini selama 12 jam. Jika diasumsikan waktunya per hari 24 jam, maka dengan dengan jam kerja seperti itu banyak karyawan yang bekerja full di stasiun setiap hari, sementara para masinis hanya terkadang istirahat selama 5 jam kemudian harus bekerja kembali menjalankan kereta.
Serikat pekerja juga mengancam untuk mengerahkan sebanyak 4.000 pekerja agar melakukan mogok atau cuti massal selama akhir pekan liburan panjang Mid-Autumn Festival dari 15 hingga 18 September jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
TRA yang memiliki penumpang per hari sebanyak 620.000 mengatakan bahwa telah memangkas layanan tersebut disesuaikan dengan rencana layanan baru dan berusaha untuk menambah tenaga kerja.
TRA mengatakan bahwa pihaknya saat ini kekurangan masinis. Operator kereta api milik negara ini hanya memiliki masinis 1074 ditambah 74 yang sedang dalam pelatihan saat ini, jauh di bawah kebutuhan full time sebanyak 1345. Meskipun Executive Yuan menyepakati bahwa pada 1 Agustus lalu membuka perekrutan masinis kereta baru, akan tetapi serikat pekerja mengatakan jika hal tersebut memerlukan waktu dua tahun pelatihan sebelum karyawan baru tersebut dapat memulai pekerjaannya.
Perselisihan perburuhan antara TRA dan buruh ini telah muncul sejak aksi buruh yang berhasil dilakukan oleh serikat buruh China Airlines, dimana pramugari diberi upah yang lebih baik dan kondisi kerja yang layak setelah melakukan aksi mogok yang berlangsung kurang dari satu hari pada akhir Juni lalu.