Seminar wirausaha seringkali diadakan di Taiwan sebagai exit program TKI.
Semangat para BMI yang ingin membuka usaha setelah bekerja di Taiwan, adalah modal awal yang cukup bagus untuk memulai masa depan cerah. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan perencanaan keuangan serta pengelolaan keuangan yang benar selama bekerja di Taiwan. Hal ini terlihat dari hasil survei kedua yang dilakukan IndosuarA.
Ketika BMI datang ke Taiwan, BMI tentu mempunyai harapan memiliki masa depan yang lebih baik. Sebagian besar tentu tidak ingin tetap bekerja di luar negeri. Namun kerap kali tujuan ini meleset karena kurangnya perencanaan masa depan dan kurang disiplin dalam pengelolaan keuangan. IndosuarA mencoba menelusuri bagaimana para BMI memandang pekerjaan, keuangannya dan mempersiapkan wirausaha bagi masa depannya.
Dari hasil survei, secara umum para BMI ingin bekerja lama di Taiwan (lebih dari 3 tahun) dan ingin memperpanjang kontraknya. Sekitar 60% ingin memperpanjang kontraknya atau bekerja kembali ke Taiwan, 30% mengatakan ingin pulang ke tanah air, dan 10% masih belum bisa memutuskan dan melihat situasi terlebih dahulu. Umumnya, para BMI yang ingin memperpanjang kontraknya dikarenakan situasi lahan pekerjaan di Indonesia sangat sulit. Disamping sulit mendapat pekerjaan, honor dari pekerjaan pun sangat tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Para BMI yang menyatakan ingin terus bekerja di Taiwan mengungkapkan, sebenarnya mereka menyadari bahwa membangun sebuah wirausaha adalah sebuah solusi jitu bagi masa depan mereka. Dari survei yang dilakukan, 80 % responden ingin melakukan wirausaha jika pulang ke Indonesia, 16% masih belum memiliki rencana secara pasti, serta 4 % ingin kembali ke pekerjaan lama.
Namun itu bukanlah hal yang mudah bagi mereka. Gaji yang mereka terima, selain untuk kebutuhan hidup, harus juga digunakan untuk menafkahi keluarga di Indonesia. Tabungan yang ada terasa sulit dikumpulkan untuk ukuran membangun sebuah usaha. Seperti yang diungkapkan Jembrang, Bule, Ipul, yang sudah bekerja 2 tahun sebagai ABK, menuturkan jika selama ini agak kesulitan mengatur keuangan karena gaji yang mereka peroleh sebagian besar untuk kebutuhan.
Beberapa BMI yang ditemui juga mengungkapkan bekerja di Taiwan adalah jalan terbaik, karena masih belum tahu mau buat usaha apa jika kembali ke Indonesia. Tantangan lain yang dirasakan BMI untuk membangun usaha membutuhkan modal yang cukup besar, pengalaman yang terasa kurang, karena tidak pernah terlibat wirausaha dan kurang siap dengan persaingan yang cukup tinggi.
Hal agak berbeda diungkapkan beberapa BMI yang tidak ingin memperpanjang kontrak di Taiwan dan ingin pulang ke Indonesia. Umumnya mereka sudah siap memulai wirausaha yang di Indonesia. Maya, seorang BMI penjaga orangtua di panti jompo, berkeinginan memulai wirausaha pakaian. Dengan keinginan ini, Maya mengaku ketat mengatur keuangan agar ada modal untuk usaha pakaiannya mendatang.
Hal senada juga diungkapkan Adi . BMI yang bekerja di pabrik ini ingin segera pulang untuk melanjutkan wirausaha pakaian yang sudah dirintis keluarganya. Dia optimis dengan modal yang dikumpulkan dan koneksi jaringan yang dia miliki, usahanya akan maju kelak. Umumnya mereka yang sebelumnya sudah pernah terlibat sebuah wirausaha sebelum datang ke Taiwan, sudah mematok jangka waktu tertentu untuk bekerja di Taiwan, dengan menyisihkan gajinya untuk tambahan modal usaha. (gg)