Salah satu contoh foto dokumentasi penipuan dengan kedok BNI.
Selamat! Anda terpilih sebagai TKI/BMI di Taiwan mendapat hadiah cek tunai NT$ 350.000 dari BNP2TKI. Info hubungi 087842206981.
INDOSUARA – Apakah Anda pernah menerima SMS semacam ini? Bagaimana reaksi Anda? Percayakah? Maraknya SMS penipuan yang mengatasnamakan BNP2TKI atau beberapa instansi lainnya seperti bank, instansi pemerintah maupun perusahaan swasta lainnya telah menipu banyak korban di Taiwan. Ada BMI yang sempat mengirimkan sejumlah uang ke nomor rekening yang diberikan sang penipu. Berikut ini jajak pendapat diantara para BMI mengenai SMS penipuan ini.
Bukan Hanya BMI, Orang Taiwan Juga Dapat
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan IndosuarA pada rekan-rekan BMI yang berdomisili di Taipei, Taoyuan, Chungli dan Hsinchu, sekitar 70% para BMI mengaku kalau mereka pernah mendapat SMS semacam ini. Beruntung, secara keseluruhan mereka tidak percaya akan SMS penipuan ini meski ada beberapa yang awalnya percaya, namun setelah menunjukkan SMS tersebut pada rekan-rekannya, ia baru tahu jika SMS tersebut hoax (bohong). Ternyata, SMS penipuan yang didapat bukan hanya mengatasnamakan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) saja, namun SMS penipuan serupa juga dikemas dengan kedok lain seperti mendapat hadiah uang dari BNI Taplus juga sejumlah produk makanan lainnya.
Hasil investigasi yang dilakukan IndosuarA menunjukkan bahwa target SMS penipuan tidak hanya kalangan BMI saja, ada juga orang lokal pun mendapat SMS yang sama. Sebut saja Mr. Teng, salah satu penjual makanan cepat saji di daerah Taoyuan ini sempat menunjukkan SMS yang didapatnya kepada IndosuarA karena ingin tahu apa arti SMS tersebut. SMS penipuan yang sama dengan mengatasnamakan BNP2TKI juga diterima oleh sejumlah kalangan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa lokal di Chungli. Beberapa mahasiswa Taiwan menunjukkan SMS penipuan tersebut kepada IndosuarA karena mereka tidak mengerti artinya. Fenomena SMS penipuan ini ternyata tidak hanya ditargetkan kepada kalangan BMI saja, namun semua kalangan baik orang Taiwan maupun Indonesia juga mendapat SMS yang sama.
Percaya Lalu Transfer
Ketika ditanya, apakah ada saudara atau teman yang tertipu dengan SMS ini, beberapa responden mengatakan ya. Penipuan ini diawali dengan mengirimkan SMS dan mencantumkan nomor telepon Indonesia yang bisa dihubungi. Jika sang korban percaya lalu menghubungi si pelaku, maka akan diberikan nomor rekening untuk ditransfer sejumlah uang terlebih dahulu sebagai syarat penerimaan hadiah. Pelaku kejahatan ini menggunakan alasan pengiriman uang sebagai jaminan atau pajak. Setelah uang terkirim, nomor telepon yang semula aktif dihubungi mendadak tidak aktif.
Hal ini pernah dialami oleh Siti (nama samaran) seorang pekerja care taker yang berdomisili di daerah Taoyuan. Ia pernah mengirimkan uang sebesar NT$ 30.000 ke rekening yang diberikan si pelaku. Namun setelah ditunggu beberapa bulan, tidak ada informasi lanjutan bahkan nomor telepon si pelaku sudah tidak aktif lagi. Akhirnya Siti harus merelakan uangnya dibawa kabur si penipu. Ia ingin melaporkan ke polisi, namun kurang bukti dan hal ini bukan wewenang kepolisian Taiwan untuk menyelidikinya. Karena kasus kejahatannya dilakukan di Indonesia dengan memakai nomor telepon Indonesia. Jika dilaporkan pada kepolisian Indonesia pun juga kurang bukti dan tidak bisa diusut karena tindak kejahatan terjadi di negara lain.
Kasus serupa hampir saja dialami oleh Sri seorang pekerja care taker yang berdomisili di Chungli. Waktu itu Sri (nama samaran) hendak mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang diberikan oleh si penipu, melalui jasa pengiriman uang yang dimiliki oleh Sumiyati (nama samaran). Ketika ditanya Sumiati uang tersebut akan dikirim ke mana, Sri dengan polosnya menceritakan kejadian tersebut dengan hati yang berbunga-bunga. Spontan saja Sumiati menegur Sri bahwa SMS tersebut adalah penipuan. Meski awalnya Sri susah diyakinkan, akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mengirimkan uang tersebut.
BMI Mohon BNP2TKI Memberikan Penjelasan
Kasus penipuan yang mengatasnamakan BNP2TKI ini sangat meresahkan BMI. Meskipun banyak yang kurang percaya dengan SMS hoax ini, akan tetapi beberapa orang telah tertipu. Tak tanggung-tanggung juga jika SMS penipuan ini berani menggunakan nama organisasi BNP2TKI milik pemerintah. Beberapa BMI mengusulkan agar pemerintah khususnya BNP2TKI memberikan penjelasan dan pengumuman melalui media massa atau KDEI mengenai penipuan ini. “BNP2TKI yang ada di Taiwan harus bertindak tegas agar nama baiknya tidak tercemar atau jelek dan agar penipuan tersebut bisa berakhir serta tidak merugikan BMI,” ujar Putri, seorang PRT yang berdomisili di Taoyuan memberikan komentarnya. KDEI sebagai perwakilan masyarakat Indonesia di Taiwan juga seharusnya mengambil tindakan tegas dan segera mencari solusi untuk mengatasi problema ini. Mengenai SMS penipuan ini, IndosuarA telah mengkonfirmasi pihak berwenang BNP2TKI yang ada di KDEI. Kini, pengumuman mengenai kasus penipuan ini sudah bisa dibaca oleh seluruh kalangan melalui media massa dengan isi sebagai berikut: Sehubungan dengan maraknya SMS yang mengatasnamakan BNP2TKI/KEMENAKERTRANS/KEMENLU/KDEI yang memberitahu bahwa seolah-olah instansi dimaksud akan memberikan hadiah/pinjama dll maka dengan ini, kami menyatakan bahwa sms tersebut adalah BOHONG, dan sms itu mengandung unsur penipuan. Diharapkan para penerima sms untuk tidak merespon atau memberikan tanggapan. (*/ml)