Awal karir saya dimulai dari bekasi bekerja sebagai buruh pabrik otomotif didaerah tambun. Waktu itu upah saya tergolong pas-pasan. Dengan gaji hanya 1,3 juta Rupiah pada waktu itu, saya mesti memutar otak untuk mengatur keuangan saya. untuk bayar kos, buat makan, buat kebutuhan sehari2. Hanya sedikit yang bisa ditabung.
Untuk mensiasatinya biasanya yang saya lakukan adalah menekan pengeluaran untuk makan, yaitu dengan masak sendiri. Soalnya,kalau kita beli makanan siap saji pengeluaran akan membengkak. Untuk seorang lelaki sesuatu yang aneh bila harus masak tiap hari. Apalagi masih single alias jomblo seperti saya.
“Cowok kok masak ,ngga macho” kata teman-teman saya.
“Masak sendiri malah sterill ” jawabku.
Bicara soal masak. Pasti ga akan pernah lupa dan ga ketinggalan dengan yang namanya INDOMIE. Menu yang paling sering dimasak selain praktis, cepat, mudah, harganya pun terjangkau. Terus beraneka rasa ada Ayam Bawang, Soto, Rendang, Sate, macam-macam. Mau berangkat kerja atau pulang kerja tetep nikmat. Apalagi kalau libur begadang sama teman nonton bola atau main PS. Serunya itu kalau maen PS dibuat turnamen yang kalah harus bikin Indomie, makan rame-rame asyik banget.
4 tahun saya di Bekasi, saya kembali kekampung halaman ikut bekerja dibengkel paman. Karena memang saya hobi otomotif, singkat cerita saya melanjutkan karir sebagai montir kendaraan roda dua selama hampir dua tahun. Hingga akhirnya saya ingin membuka usaha sendiri dengan jualan spare part kendaraan tetapi modalnya belum ada akhirnya saya putuskan untuk berangkat ke Taiwan untuk mecari modal.
Hidup di Taiwan tak semudah yang dibayangkan. Bagi saya sangat berat hidup di negara Non-Muslim, karena mesti adaptasi tradisi, budaya, agama.dan yang paling berat menurut saya adalah makanan. Harus dimaklumi sebagai seorang Muslim, kita wajib makan makanan yang halal. Sedangkan kita tidak tau halal haramnya makanan di Taiwan. Akhirnya saya lebih sering masak sendiri daripada makan nasi pientang. Walaupun harus merogoh kocek sendiri,tetapi dengan niat menjauhi yang haram. lillahi ta’ala.
Seperti kembali kewaktu dulu saat di Bekasi, masak sendiri lagi. Selalu sedia INDOMIE lagi. Kesan saya sama indomie bumbunya itu pas. Tidak kurang tidak berlebihan. Yang jelas indomie sangat menolong sekali untuk anak rantau seperti saya. Saat malas masak, atau ngga ada waktu, cocok banget kalau bikin Indomie praktis dan cepet. Indomie sangat akrab diperut saya kapanpun dimanapun.
2 tahun 9 bulan tak terasa 3 bulan lagi finish kontrak. Alhamdulillah saya rasa sudah cukup untuk membuka usaha di kampung halaman. Banyak pelajaran yang saya ambil adalah Satu hal yang kecil kita lakukan hari ini akan berarti dikemudian hari. Hari-hari yg kita kerjakan saat ini akan kita rasakan hasilnya suatu saat nanti. Slalu libatkan Alloh dari awal usaha kita. Jangan jadikan Alloh cadangan. perbanyak Tahajut serta doa. Dan jangan pernah tinggalkan kewajibanmu dalam kondisi apapun. Alloh akan memudahkan segala urusan kita. Hingga kita meraih kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat.