Foto diambil dari Indopos.
Merubah nasib tidak harus merantau jauh ke negeri seberang. Di kampung sendiripun bisa. Asalkan tekun dan bisa melihat peluang maka nasib akan berubah. Itulah yang dilakukan Emirensiana Eni Ulu (33) warga Desa Manunain A, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Emirensiana tinggal di sebuah kampung berjarak 40 kilometer arah Timur Kefamenanu-ibukota Kabupaten TTU. Kisah sukses Emirensiana sebagai seorang pedagang kain tenun motif daerah TTU seperti diberitakan nusa.indopos.co.id tersiar dari sana. Semua penasaran terlebih Emirensiana adalah mantan TKW yang memutuskan untuk tidak mau menjadi TKW lagi.
Emirensiana menempati sebuah rumah kecil beratap seng berdinding bebak dan berlantai semen. Penghuninya sosok pekerja keras yang dikenal sering menjajakan hasil motif kain tenun, bukan saja kepada warga lokal tetapi warga asing yang melintas. Sebelum memilih tinggal menetap di kampung menekuni usaha penjualan kain tenun motif Timor, istri dari Sebastianus Tjeunfin (37) itu pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia dan Singapura.
Tahun 2003 bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia. Saat itu dirinya tertarik karena upah kerja di luar negeri terlampau tinggi. Dia yakin bisa mengatasi kebutuhan hidupnya. Emirensiana terpaksa nekat meninggalkan kampung halamannya setelah mendapat restu dari calon suami Sebastianus Tjeunfin yang baru bertunangan 3 bulan.
Setelah bekerja empat tahun di negeri Jiran Malaysia, Emirensiana memilih kembali ke kampung halaman. Emirensiana memilih membuka layanan jasa laundry. Namun, sayang niat tersebut gagal lantaran lokasinya di ibu kota Kecamatan tak kunjung ada pelanggan.
Dirinya baru tertarik menekuni bisnis jualan kain tenun setelah melihat salah seorang tamu dari Australia bertandang ke rumah mertua Urbanus Atetus Leu. Mertuanya yang berprofesi sebagai pedagang kain tenun tidak bisa bicara bahasa Inggris. Emirensiana lah yang omong dengan tamu itu. Dari situ ia tertarik untuk jual kain tenun.
Ibu dari Ishak dan Esterlina ini memuluskan niat profesinya sebagai pedagang kain tenun dengan bekerja membantu sang mertua untuk mengoleksi semua jenis kain tenun motif yang berkualitas untuk siap dipasarkan. Hingga di pertengahan tahun 2015, bersama suami memilih untuk memulai bisnis kain motif. Emirensiana dan suami pernah mengikuti pelatihan khusus untuk TKI yang pernah bekerja di luar negeri. Saat itu setiap peserta mendapat bantuan modal usaha sebesar Rp 3 juta. Uang Rp 6 juta yang diterima dari Dinas Sosial TTU itulah yang dijadikan modal usaha hingga kini. (ol)