Pemerintah Indonesia melakukan beragam inovasi pelayanan bagi buruh migran Indonesia (BMI) di Malaysia. Yang terbaru, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meluncurkan Indonesian Community Center di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru.
Indonesian Community Center menyediakan fasilitas klinik bagi BMI sekaligus menjadi pusat pelatihan ketrampilan bagi BMI.
Selain meluncurkan Indonesian Community Center, Kementrian Luar Negeri RI juga mencanangkan kebijakan non tunai dalam pembayaran pelayanan di KJRI Penang.
“Inovasi pelayanan publik di Perwakilan RI adalah suatu keharusan. Saya telah minta kedua perwakilan RI untuk menyiapkan inovasi lainnya dalam 6 bulan ke depan, termasuk sistem pendaftaran pembuatan paspor secara online dan pelaksanaan program jemput bola (outreach) pelayanan keimigrasian/konsuler ke sentra-sentra BMI”, ujar Retno Marsudi dalam siaran persnya kepada IndosuarA, Senin (20/3/2017).
Sebelumnya, Retno melakukan kunjungan ke Penang dan Johor pada 15-18 Maret 2017 dengan misi utama penguatan perlindungan WNI di kedua wilayah di Malaysia tersebut.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama seorang Menteri Luar Negeri Indonesia ke Penang dan Johor sejak tahun 1969.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Retno melakukan kunjungan ke sentra-sentra BMI, mengunjungi penampungan (shelter) bagi WNI bermasalah yang dikelola KJRI Penang dan KJRI Johor Bahru.
Retno juga melakukan kunjungan ke industri padat teknologi, Plexus Riverside, yang sebagian besar tenaga kerjanya adalah pekerja perempuan dari Indonesia.
Dari kunjungannya, Retno mencatat sejumlah masalah yang dihadapi BMI, baik masalah di Malaysia maupun di Indonesia.
“Masalah yang ada di Malaysia telah saya mintakan kepada manajemen untuk diselesaikan dan akan saya sampaikan juga kepada Pemerintah Malaysia. Sementara masalah yang ada di hulu, telah saya komunikasikan kepada menteri terkait untuk dicarikan penyelesaiannya”, terangnya.
Berdasarkan data Kementrian Luar Negeri, saat ini ada 360 ribu WNI di wilayah kerja KJRI Johor Bahru dan 80 ribu WNI di wilayah kerja KJRI Penang. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit, konstruksi dan manufaktur. (yw)