–Beginning–
“Malam Pa, malam Ma.” Sapa May pada kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang santai sambil menonton acara tv yang menayangkan berita politik saat ini. Dan ia pun langsung tiduran di sofa sambil menaruh kepalanya di paha sang mama.
“Bagaimana sekolahmu hari ini, May?” tanya mamanya sambil tangannya mengelus lembut rambutnya.
“Baik kok, Ma. Bagaimana dengan Papa, apakah masih selalu sibuk pacaran dengan berkas-berkas kantornya?” tanya May yang sengaja menyindir papanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Mama hanya tersenyum ke arah May, saat May melontarkan pertanyaan itu untuk papanya. “Sayang… Papa kerja juga buat kalian, mungkin memang akhir-akhir ini banyak sekali pekerjaan jadi Papa jarang di rumah dan ngumpul bareng. Maafin Papa ya, Papa janji setelah pekerjaan sudah selesai, kita akan liburan. Bagaimana?” tanya Papa.
“Ok, May akan pegang kata-kata Papa ini, awas saja kalau ingkar janji, May akan mendiamkan Papa selama seminggu.” ancam May, yang sebenarnya cuma bercanda.
“Sebentar lagi kamu bakal UAN kan, May? Umurmu juga sudah 18 tahun, tak terasa kamu sudah besar, padahal Papa masih teringat kamu yang masih berada di gendongan Papa.” May bangun dari tidurannya dan langsung mencari posisi duduk di tengah-tengah antara mama sama papanya, lalu tangan kiri memegang lengan mama dan tangan kanan memegang tangan papanya
“Aku sayang sekali sama Mama dan Papa.” ucapnya. Membuat mereka berdua pun mencium pipi May dari arah kiri dan kanan secara bersamaan. Dan mereka bertiga pun tertawa keras.
“May sudah punya pacar di sekolah?”
“May belum punya Pa, Ma. Banyak yang naksir, tapi May tidak suka sama mereka.” jawab May sambil tangannya memegang erat lengan mamanya. “Bagi May, yang terpenting adalah Mama sama Papa, urusan pacar itu belakangan. Tapi kalau bisa May ingin punya pacar seperti kak Reno.” ucap May.
“Tentu bisa, kan May anak Mama Papa yang paling pintar ,cantik , baik dan pengertian,” ucap Mama.
“Makasih, Ma, Cup…” May mencium pipi mamanya.
“Cuma mama nih yang di kasih ciuman. Papa tidak?” ucap Papa yang merasa iri.
May nyengir lebar ke arah papanya, lalu memberikan ciuman di pipi juga, “Cup… May juga sayang Papa.” ucapnya.
“Ya sudah tidur, udah malam.” ucap mamanya sambil menunjuk ke arah jam dinding.
“Siap boss, laksanakan.” May berucap sambil berlagak memberi hormat seperti seorang tentara.
Setelah bersiap-siap dengan seragamnya dan mengecek setiap buku mata pelajaran yang ada di hari ini, May pun bergegas keluar dari kamar dan ikut sarapan pagi di ruang makan.
“Pagi Ma,Pa. Pagi kak Reno.” sapanya pada mereka bertiga.
“Hari ini kamu berangkat bareng kak Reno ya, Sayang. Karena mobil Mama sedang di servis, jadi Mama memakai mobilmu untuk berangkat ke kantor.” ucap Mama sambil menaruh sepotong sandwich di piringnya Papa.
“Mom, aku ada kelas pagi ini. Lagian aku sudah janji sama Ines untuk menjemputnya, kalau aku mengantar dia ke sekolah dulu, waktuku tidak cukup untuk masuk kuliah pagi, aku bisa telat” Reno menunjuk kearah May dengan menggunakan garpu.
“Reno apa salahnya sih, sekali-sekali ngantar adikmu ke sekolah. Bukannya Mama tadi bilang, mobilnya sedang di servis. Tega kamu melihat adik satu-satunya kepanasan naik angkot.” ucap Papa membela May.
“Pa,Ma tidak apa-apa kok. May bisa berangkat sendiri. Nanti May bareng sama Linchan.” May menengahi.
“Tuh Pa, dia saja tidak keberatan. Reno berangkat dulu.” pamitnya, lalu mencium tangan kedua orang tuanya. Saat May akan mencium tangan Reno, segera Reno menarik tangannya, membuat May merasa sedih, tapi segera ia merubah ekspresinya, tidak ingin kedua orang tuanya mengetahui.
“Ma, Pa aku berangkat sekolah, takut Linchan sudah menunggu lama di depan.” mencium telapak tangan dan mencium pipi mereka secara bergantian sebelum pergi.
Sesampainya di depan gerbang, May lalu memanggil salah satu ojek langgananya untuk mengantar ke sekolah. Karena sewaktu tadi kirim sms ke Linchan, dia sudah sampai di sekolah karena ada jadwal piket harian.
*****
“Terima kasih Bang Jo, sudah mengantar May dengan selamat.” May turun, lalu merogoh uang yang ada di saku untuk membayar biaya ojeknya.
“Sama-sama, Neng, terima kasih sudah menjadi langganan abang selama ini, mana ongkos bayarnya selalu di kasih berlebih sama neng May.” ucap Bang Jo.
Bersambung….