• IndosuarA
  • Is News
    • Berita Taiwan
    • Berita Indonesia
    • Berita Luar Negeri
    • Event
    • Konseling Tenaga Kerja
    • KDEI
    • 同合順企業
      • 公司簡介
      • 服務項目
      • 新聞中心
      • 案件機構查詢
        • 外籍勞工案件申辦進度查詢
        • 機構查詢
        • 檔案查詢
  • Is Life
    • Kesehatan
    • Traveling
    • Wirausaha
    • Religi
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Dapur IS
  • CERPEN
    • Fiksi
    • Nyata
    • Misteri
  • Is TV
  • Is Store

Developed by : SUNRICH ENT. CO., LTD

Breaking

Pengasuh Indonesia yang Memukuli Pasiennya di Changhua, Akhirnya Didenda NT$ 150,000 (Update)

Taiwan Akan Siapkan Suntikan Untuk Kedatangan Pekerja Migran yang Belum Divaksin

ABK Indonesia di Keelung Sering Kehilangan Uang di Kapal, Pelakunya Mencuri Saat Nelayan Tidur

TKI Siksa Pasien Stroke di Changhua, Sering Dipukul Kepalanya, Diduga Sengaja Agar Bisa Dipulangkan

Taiwan Kemungkinan Akan Membuka Pintu Bagi Pekerja Migran Thailand Untuk Tahap Selanjutnya


SANDIWARA KERINDUAN (Part 2) Oleh: Disyak Ayummy


 02 Jun 2016   Posted by Redaksii  0 Comment


“Arin, kau sudah siapkan perlengkapan untuk tinggal beberapa hari di rumah sakit seperti yang aku minta tadi pagi?!” Suara teriakan Ama terdengar dari balkon depan.

Arin yang sedang mencuci piring di dapur langsung berlari ke arah balkon depan. Ama yang dikiranya sedang tidur, ternyata diam-diam pergi ke balkon depan dan memanjat pagar pembatas.

“Ama, apa-apaan ini? Cepat masuk! Nanti dikira tetangga, ama mau bunuh diri.” Dengan raut wajah panik, Arin mencoba menarik tangan ama yang sudah terlanjur tengkurap di atas pagar balkon. Namun, ama menolak, malah kedua kakinya kini sudah berada di luar, berpijak pada alas pagar balkon.

“Cepat teriak panggil tetangga, biar mereka segera telpon 119. Tanganku sudah capek!” bisik ama sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Ah, Ama, kenapa bohong lagi? Ama kan sudah janji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi.” Arin geregetan bercampur panik melihat tingkah laku ama. Arin takut kalau ama tidak kuat menahan berat beban tubuhnya yang lumayan gendut itu dan jatuh dari lantai lima, apartemen mereka.

“Aku mau tahu, apakah Chen Lu akan pulang jika melihat aku stres dan mau bunuh diri.”

Melihat kelakuan ama, Arin hanya bisa mengambil napas panjang. Ini ketiga kalinya ama nekad melakukan hal-hal aneh, supaya Chen Lu mau pulang. Ama pernah pura-pura sakit jantung, pernah juga minum obat tidur dua kali lipat, dan sekarang pura-pura mau bunuh diri.

Kerinduan ama sebagai seorang ibu  terhadap anaknya, ternyata bisa membuatnya nekad melakukan hal yang membahayakan dirinya sendirilah. Tanpa ama sadari, bahwa anaknya tidak akan pernah kembali lagi sampai kapan pun. Tidak akan pernah.

“Ibu tidak pernah tahu kalau Chen Lu telah ditembak mati di negara tetangga, karena menjadi sindikat pengedar narkoba. Dia ditembak karena berusaha lari saat penggrebekan. Saya membawa ibu ke sini, untuk menjaga perasaan ibu dari gunjingan masyarakat. Mudah-mudahan di tempat ini, ibu bisa melupakan Chen Lu dan menikmati hari tua dengan tenang,” kata Tuan Hwang, sewaktu Arin bertanya mengenai Chen Lu, tahun lalu.

“Arin, cepat! Aku sudah tidak tahan, nih!” teriak ama membuyarkan lamunan Arin.

“I-iya, Ama ….” Arin pun segera berteriak minta tolong ke tetangga, sesuai permintaan ama.

“Tolong! Tolong! Tolooong …! Ama mau lompat. Tolooong …!” teriak Arin sekuat tenaga.

Para tetangga di apartemen itu seketika jadi heboh, melihat seorang nenek gendut  hendak lompat dari lantai lima. Beberapa dari mereka segera merentangkan selimut tebal untuk jaga-jaga kalau nenek itu terjatuh, sebelum petugas penyelamat datang.

“Arin, pegang tanganku yang kuat, aku ingin teriak dan berontak. Jangan dilepaskan, ya. Nanti kamu pura-pura mencegah aku, ya. Awas, kalau kamu tidak nurut!” bisik ama sambil tersenyum pada Arin yang terlihat masih bengong, sebelum akhirnya ama berteriak-teriak dan meronta.

“Lepaskan! Biarkan aku mati, tidak ada seorang pun yang menyayangiku!” teriak ama mulai berakting. Dia berteriak sambil menggerak-gerakan badannya. Kemudian dia mengedipkan matanya ke arah Arin. Arin yang menangkap maksud ama, langsung ganti berteriak.

“Jangan, Ama! Masih banyak yang menyayangimu, termasuk aku. Aku sayang kamu, Ama! Jangan lompat!”


    Share This


  • search

  • Recent Posts

    • Pengasuh Indonesia yang Memukuli Pasiennya di Changhua, Akhirnya Didenda NT$ 150,000 (Update) November 16, 2021
    • Taiwan Akan Siapkan Suntikan Untuk Kedatangan Pekerja Migran yang Belum Divaksin November 16, 2021
    • ABK Indonesia di Keelung Sering Kehilangan Uang di Kapal, Pelakunya Mencuri Saat Nelayan Tidur November 16, 2021
    • TKI Siksa Pasien Stroke di Changhua, Sering Dipukul Kepalanya, Diduga Sengaja Agar Bisa Dipulangkan November 15, 2021
    • Taiwan Kemungkinan Akan Membuka Pintu Bagi Pekerja Migran Thailand Untuk Tahap Selanjutnya November 15, 2021
  • Categories

  • Recent Posts

    • Nadiya Ulfa on Bisnis Pembuatan Tahu Omset Rp 4 Juta Per Hari, Mau?
    • merissa ahmed on Pemilik Perusahaan Chang Guann Mencoba Bunuh Diri Setelah Hakim Putuskan Hukuman 22 tahun Karena Skandal Kasus Minyak Babi Tahun 2014
    • Rahmat Hidayat on Mantan TKI Korea Sukses Buka 3 Restoran Korea di Indonesia
    • Mozank Mukti on Usaha Kios Pupuk Pertanian, Modal Awal Rp 20 Juta, Laba Bersih Rp 4 Juta Per Bulan, Begini Caranya!
    • miftahul fauzi on Heboh di Media Taiwan : Pengasuh Indonesia yang Terinfeksi Coronavirus di Ruang Isolasi Sempat Live Streaming Sehingga Identitas Rumah Sakit Diketahui, Bisa Terjerat Hukum


  • IndosuarA

    • About Us
    • Contact Us
    • Disclaimer
    • 公司簡介
    • 服務項目

Copyright 2016 Indosuara International Company