Foto ilustrasi diambil dari Sexy Social Media
Kisah ini hampir sama persis dengan kisah Amanda Todd. Seorang gadis belia berusia 15 tahun asal Kanada yang bunuh diri karena depresi.
Amanda gagal move on dari aksi bullying yang di lakukan teman-teman dan orang-orang di sekelilingnya setelah foto-foto telanjang nya beredar di internet.
Namaku Larasati, teman-teman memanggilku Laras.
Dari hobiku berinternet dan aktif di sosmed (sosial media) hingga hobiku bermain-main dengan perasaan cowok, aku terjebak.
Berawal dari pujian dan sanjungan seperti, sempurna, cantik, dan yang lainnya aku mulai semakin percaya diri mengunggah foto-fotoku di sosmed.
Banyak cowok yang mengaku tertarik kepadaku, tapi tidak semua yang aku tanggapi.
Pillihanku jatuh kepada seseorang dengan akun “Sisi Gelap Dalam Kehidupan.”
Dari perkenalan yang cukup singkat, aku dan dia saling berdekatan.
Sampai tukar nomor telepon dan alamat skype.
Awalnya ku masih biasa saja, karena aku hanya berniat bermain-main. Tapi lama-kelamaan dari seringnya menelpon dan panggilan video call, dia mulai berkata bahwa dia menyukaiku, dan sialnya, ternyata aku juga menyukainya.
Hubungan yang semakin dekat dan dia juga yang semakin mengikat.
Mulai melarangku membalas komen teman-teman cowok lain.
Melarangku membalas inbox dari teman-temanku.
Aku pun juga menurutinya.
Teman-temanku bilang aku mulai sombong, dan akhirnya satu per satu mereka menjauhiku. Untuk meyakinkan perasaannya kepadaku, dia memberikan password facebooknya padaku.
“Kamu bisa check inboxku kalau kamu nggak percaya sama aku,” katanya meyakinkan.
Bodohnya aku, aku percaya begitu saja dan dengan suka rela memberikan password facebookku padanya. Dan berakting seolah-olah akupun serius dengan perasaanku.
Berbincang dengannya di telepon dan video call hampir setiap waktu, bahkan hingga larut malampun dia melarangku untuk tidur akupun menurutinya.
Untuk membuatku benar-benar yakin, dia telah mengukir wajahku di lengan kirinya.
Dan memintaku menjadi saksi pembuatannya melalui video call.
Semalaman aku nggak tidur untuk melihatnya kesakitan ketika jarum tato itu mulai menusuk dan mengukirkan mukaku di lengannya. Aku mempercayainya.
Setelah dia berhasil meyakinkanku, kemudian dia menuntutku untuk melakukan pembuktian atas nama “cinta”.
Dia meminta foto-fotoku dengan bertelanjang dada dan dia juga berjanji akan menjaganya dan dengan perasaan tidak curiga aku menurutinya.
Tidak hanya itu, dia juga memintaku membuka bajuku ketika bervideo call dengannya. Dan akhirnya tanpa sepengetahuanku, dia mengambil beberapa gambarku waktu itu dan menyimpannya.
Awalnya, aku tidak merasa aneh setiap kali dia membalas komentar dari teman cowok di facebook atas namaku dengan kata-kata kotor. Bukan hanya itu, dia juga menggunakan namaku untuk komentar dan memposting sesuatu yang mengundang amarah teman-temanku di beberapa group yang aku ikuti. Tadinya ya, aku pikir itu hanya sebuah lelucon. Tapi, lama-lama aku seperti tidak punya muka. Aku marah dan meminta akun facebookku untuk aku atur kembali.
Tapi nyatanya adalah sudah terlambat, karena facebookku sudah benar-benar berpindah tangan kepadanya.
Password, nomor telepon yang terdaftar dan alamat email yang aku gunakan untuk log in pun telah diganti olehnya.
Hubungan kami semakin hari mulai merenggang. Aku mulai nggak tahan dengan kelakuannya yang posessif dan arrogan.
Aku berusaha untuk menjauh, tapi karena dia tak bisa terima dan dari situ dia mulai mengancam seperti contohnya , “Aku kembali padanya atau foto-foto telanjang itu akan tersebar ke dunia maya.” Ucapnya.
Aku tidak memperdulikannya. Aku benar-benar sudah nggak tahan dengan kelakuannya.
Kemudian, permintaan dia kepadaku semakin hari semakin kelewatan, seperti uang yang dia minta. Ku kirimkan sejumlah uang, sebulan gajiku bekerja untuk menebusnya.
Namun ternyata, foto-foto itu tetap tersebar di internet walaupun uang telah di tangannya. Aku lebih memilih meninggalkannya.
Foto-foto telanjang dada yang aku miliki itu tersebar luas di facebook atas nama akunku.
dan bukan hanya itu saja, foto-foto syur itu juga di tag untuk teman-teman dekatku dan saudara-saudaraku, sampai aku benar-benar kehilangan harga diriku.
Aku di bully habis-habisan oleh mereka yang dari awal sudah tidak menyukaiku.
Pelacur, murahan, dan umpatan-umpatan lain yang tak kalah pedasnya.
Berminggu-minggu foto-foto itu bertahan dan beratus-ratus komentar dari orang-orang yang melihatnya. Dan sudah berminggu-minggu lamanya aku menjadi bahan pembicaraan. Kejadian itu membuat aku benar-benar merasa hancur saat itu.
Meskipun banyak yang mencaci maki, namun masih banyak juga yang bersimpati kepadaku. Ada yang sekedar memberikan dorongan agar aku kuat sampai ada yang menawarkan diri untuk membantuku melaporkannya kepada polisi. Aku hanya bisa diam, dan tak melakukan tindakan apa-apa. Dari hal tersebut aku mulai menyadari kebodohanku yang paling bodoh sepanjang kehidupanku. Untungnya, teman-teman baikku masih berada di dekatku datang untuk mensupport dan meyakinkan aku untuk bangkit lagi.
Butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa terbiasa kembali dengan keadaanku.
Teman-teman baru yang datang setelah kejadian itu yang juga banyak membantuku untuk move on.
Hingga akhirnya aku sanggup untuk meyakinkan lagi hatiku untuk menerima kehadiran seseorang yang hingga saat ini bersamaku. Dia yang menerima segala yang ada padaku, bahkan keburukan masa laluku yang kelam. Dia juga yang meyakinkanku bahwa hidup ini harus terus berlanjut selama kita masih bisa menghirup nafas kehidupan.
“Life is too wonderfull to waste it, Laras.” katanya.
Dan kupastikan aku telah mengikhlaskan kejadian itu sebagai sebuah pelajaran berharga untukku dan untuk siapapun yang membaca kisah ini…..
Terima kasih telah membaca kisahku ini, dan semoga kisah ini dapat diterima oleh semua pembaca setia IndosuarA.