Foto ilustrasi diambil dari Pinterest.
Aku adalah seorang janda beranak anak satu dan usiaku 23 tahun. Aku memang menikah di usiaku yang remaja. Sebutkan saja namaku Nabilla (nama samaran). Aku seorang TKW kaburan, dulu pertama kalinya datang di negeri formosa ini, aku bekerja menjaga seorang nenek yang lumpuh dan tidak bisa ngomong layaknya patung hidup saja.
Aku memang bukan keturunan dari keluarga yang kekurangan apapun, kakek nenekku ada bercampuran keturunan darah biru tapi kakekku sangat hobi menikah dan main perempuan, sampai-sampai mempunyai anak 7 dengan berlainan ibu. Dengan begitunya, mungkin aku juga menuruni sifat kakek ku yang jelek ini karena aku juga sangat hobi gonta-ganti pacar.
Keluargaku “Broken”, ayah dan ibuku sempat ingin bercerai. Aku memiliki 2 saudara laki-laki. Kedua saudaraku tinggal bersama kakek dari Ibu karena mereka lebih nyaman dan damai tinggal bersama kakek dan nenek tiri, sedangkan aku lebih memilih ikut tinggal bersama Ayah dan Ibu, yang setiap harinya hanya diwarnai dengan pertengkaran yang tiada henti sehingga di rumah serasa tidak ada lagi kedamaian.
Aku menjadi anak yang kurang perhatian dari kedua orangtuaku. Akhirnya aku menjadi anak yang brutal, bebas keluar masuk rumah kapanpun aku mau tanpa teguran dari kedua orangtuaku, aku lebih memilih tinggal di rumah cowokku yang menurut diriku lebih nyaman. Dan dengan keadaan seperti ini aku menjadi sering bolos dari sekolah, lebih banyak meluangkan waktu menemani pacar dan teman-teman lainnya.
Selang beberapa saat, aku mendapatki diriku hamil, sekolahku berantakan, masa depanku hancur, semua keluargaku tahu akan kehamilanku dan aku dimarahi. Aku hanya bisa berdiam diri. Mereka tidak sadar kalau semua perbuatanku ini akibat kekurangan perhatian dari mereka.
Sebagai anak gadis satu-satunya, aku sangat membenci keluarga ini. Aku dinikahkan dengan laki-laki yang menghamiliku, yang berprofesi sebagai gigolo. Memang dia lah pacarku yang selama ini mengajariku dunia gelap dan seks bebas.
Singkat cerita, rumah tanggaku berantakan karena aku tidak sanggup lagi dengan kebiasaan dan sifat suamiku. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja di negeri Formosa ini. Baru satu sampai dua bulan, aku tidak sanggup lagi bertahan dengan pekerjaanku, sudah muak rasanya bekerja yang tidak boleh keluar kemanapun dan gaji yang tidak seberapa.
Ini sangat berbeda dengan kehidupanku. Akhirnya aku kabur karena iming-iming dari teman dengan pekerjaan dan gaji yang sangat menggiurkan. Pada bulan ketiga, aku ,mengikuti ajakan teman yang bekerja sebagai wanita penghibur. Bermodalkan paras dan kemolekan tubuhku, aku bekerja di pub malam atau KTV, tentunya KTV gelap.
Pekerjaanku setiap hari hanya mempercantik diri dan menemani laki-laki hidung belang yang meneguk minuman keras, menyanyi dan joged-joged. Kadang ada juga yang minta ditemani tidur, tentunya dengan uang tips dari tawar menawarku dengan tamu. Begitulah pekerjaanku setiap harinya, awalnya sih aku canggung dan takut menghadapi tamu-tamu, tapi lama-lama aku menikmatinya juga. Memang dengan pekerjaan ini uang sangat mudah didapatkan.
Dua bulan aku bekerja di KTV, aku dikenalkan dengan seorang laki-laki dari teman bosku. Dia umurnya 34 tahun, sebut aja Ahong. Ahong sangat-sangat baik padaku, apapun yang aku minta selalu dia turuti tanpa aku perlu aku rayu atau merengek manja. Ahong sangat berbeda dengan laki-laki hidung belang lainnya yang hanya menginginkan tubuh dan permainan nakal dariku, yang mereka inginkan hanyalah kepuasan seks, tapi Ahong tidak seperti itu.
Dengan pekerjaan yang selama ini aku jalan, aku sangat happy karena apapun yang aku mau pasti dengan mudah bisa aku dapatkan.
Suatu saat tanpa sengaja aku mendapatkan telepon dan berkenalan dengan seorang berwarga Indonesia juga, sebut aja namanya Andry, dia sangat tampan, baik, dan masih single serta perhatian kepadaku. Dua bulan perkenalan kita, tapi belum pernah bertemu secara langsung dengannya, dikarenakan jarak dan waktuku yang sangat padat dengan para tamuku.
Akhirnya pada tanggal 13 Juni, kita ketemuan karena keesokannya adalah hari ulang tahun Andry. Andry ingin di malam special dia, aku ada disampingnya. Pertemuan kita tanpa ada rasa canggung dan malu, mungkin dikarenakan kita sangat terbuka dengan apapun dengan komunikasi lewat telepon. Semalam dilewati dengan cepat, aku pamit karena harus pulang sebelum sore untuk tuntutan pekerjaan ini tapi di sisi lain aku takut Andry tahu profesiku.
Selama 6 bulan aku mengenal Andry dan selama itu juga aku membohongi Andry, mencari-cari alasan di saat ada tamu yang ingin membookingku.
Namun kebohongan memang tak bisa ditutupi selamanya, akhirnya terungkap semua kedokku, Andry mengetahui profesiku dengan cowokku Ahong dan foto-fotoku dengan tamu.
Aku sangat terkejut dan ternyata temankulah yang menceritakan pada Andry. Aku juga tidak mengerti kenapa temanku berbuat demikian, mungkin dia tidak seberuntung diriku. Aku mengakui semua kesalahanku karena bukti-bukti yang ada tidak bisa mendukung kebohongan yang ada. Aku pun pasrah dengan apapun keputusan Andry, tapi dengan kecintaannya, Andry bisa menerima diriku apa adanya.
Andry ingin aku lepas dari kehidupan yang selama ini aku geluti, Andry menginginkan aku bertobat di jalan Allah dan aku pun mengikuti kemauan Andry. Kehidupan yang berfoya-foya dengan laki-laki hidung belang dan Ahong semuanya aku tinggalkan.
Aku menceritakan semuanya, tentang semua kehidupanku selama ini dan keluargaku, begitu juga Andry menceritakan tentang tunangannya di Indonesia. Aku menginginkan dia membatalkan pertunangannya, dan Andry pun menuruti apa mauku.
Setelah aku berhenti dari profesiku, aku tinggal bersama Andry selama lima bulan, semua keperluanku Andry yang menanggungnya. Aku tinggal di kontrakan, sementara Andry bekerja. Kegiatanku sehari-hari hanyalah makan dan tidur, sesekali Andry mengajakku jalan-jalan menghindari kebosanan. Walaupun tidak seenak kehidupanku yang dulu tapi aku menerima semua itu karena kasih sayang dan perhatian tulus yang Andry berikan padaku.
Membuatku menjadi nyaman melebihi segalanya karena di kehidupanku yang dulu, kasih saying, perhatian, dan romantisme adalah kebohongan belaka. Dulu kasih sayang dan perhatian dari orang tua pun tidak diberikan padaku, dan walaupun dulu Ahong bisa memberikan itu semua, tapi aku tidak menyimpan rasa simpatik padanya.
Bersamaan dengan waktu, aku semakin merasa tidak enak tidak melakukan apapun di kos, karena Andry juga mempunyai orang tua yang masih membutuhkan bantuan dari Andry. Andry adalah anak tunggal di rumahnya. Biarpun Andry selalu mengatakan tidak mengapa dengan keadaan begini, dan berkata betapa dia sangat senang dengan adanya aku menemaninya, tetapi aku memutuskan kerja sebagai PRT dan meminta ijin Andry.
Awalnya Andry tak mengijinkan karena takut aku kecapekan atau sengsara, Andry tau sifat dan kehidupanku, dengan seribu alasan dan bujukanku akhirnya Andry mengijinkanku. Setiap waktu Andry selalu menyemangati dan memperhatikanku karena aku selalu mengeluh dengan pekerjaan yang penuh dengan aturan ini.
Satu bulan setelah aku bekerja, Andry memutuskan untuk pulang ke Indonesia karena pabrik tempat Andry bekerja bangkrut. Pada tanggal 8 Desember 2009, Andry sampai di Indonesia, kurang dari satu minggu Andry di rumah, Andry langsung melamar pekerjan di perusahaan yang mempekerjakan ABK ke Jepang.
Dengan bermodalkan pengalaman dan keahlian bahasa yang Andry kuasai, Andry dengan mudahnya diterima dan di hari itunya juga, tanggal 15 Desember 2009, Andry datang ke rumah kedua orang tuaku untuk melamarku. Kedua orang tuaku sudah tidak asing lagi terhadap Andry karena aku selalu menceritakan kepada keluargaku tentang hubungan kita berdua.
Keberangkatan Andry dijadwalkan pada tanggal 3 Januari 2010. Sebelum keberangkatannya ke Jepang, Andry menginginkan aku pulang dan menikah dengannya. Rencana kepulangan aku pada tanggal 21 Desember 2009. Tetapi seperti kata pepatah, manusia boleh merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Pada tanggal 19 Desember 2009, yang merupakan hari yang sangat mengenaskan dan menyakitkan, hari yang mungkin tidak bisa aku lupakan, aku menerima telepon dari ayah Andry, mengabarkan kalau Andry mengalami kecelakaan pada saat perjalanan pulang dari Jakarta menuju kampungnya di Jawa Tengah.
Andry mengendarai motor dengan pamannya. Pamannya juga mengalami luka-luka yang sangat parah dan Andry pergi meninggalkanku membawa cintaku pergi untuk selamanya-lamanya. Aku sangat terpukul mendengarnya seolah-olah tidak percaya dengan semua itu. Aku berharap ini hanyalah mimpi tapi apalah daya, mungkin ini sudah menjadi takdir Illahi.
Setiap kali mengingat kenangan bersama Andry, menangislah aku. Andry lah yang mengubah semua kehidupanku. Semoga Andry diterima di sisinya dan semoga aku dipertemukan kembali dengan Andry di alam yang abadi. Amin.