Gadis pemalu, itulah julukan teman-teman dan orang-orang di sekitarku. Aku harus merelakan kekasihku untuk memilih sahabat karibku menjadi pedamping hidupnya. Panggil saja aku Fitri, dan Sisri adalah nama sahabatku itu. Kami bersahabat sejak SD sampai SMA, bahkan sampai saat ini walaupun dia sudah menyakiti hatiku.
Setelah sama-sama lulus SMA, kami berdua memutuskan untuk menjadi BMI, menuju Malaysia. Kontrak 2 tahun pun sudah berakhir, kami sama-sama pulang ke kampung halaman. Karena merasa sudah bosan dirumah, kami sepakat mengadu nasib lagi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan di pabrik. Kami bekerja di pabrik yang berbeda. Walaupun demikian komunikasi kami selalu berjalan untuk sekedar saling cerita dan curhat.
“Sri, aku dapet kenalan lewat teman kos aku disini, tapi kebetulan ada 2 cowok, aku gak mungkin dong jalan sama dua-duanya.” Itulah obrolan aku dan sahabatku di telepon.
“Oh iya, selamat ya Fit. Kamu akhirnya dapat cowo alias pacar, ngomong-ngomong cakep gak cowoknya?” Tanya Sisri sambil meledek aku.
“Aku mau minta pendapatmu, menurut kamu aku mesti pilih yang mana kalau Mas Anton masih bujang, tapi kalau Mas Bayu sudah pernah bercerai, tapi dia itu “DUREN” (Alias duda keren), dia cerai dengan istri nya yang dulu lantaran sudah tidak cocok lagi.” Jelasku kepada Sisri sambil menunggu pendapat darinya.
“Menurut aku kamu pilih Mas Anton saja, kamu kan masih gadis berhak memilih yang masih single.” Sisri mengutarakan pendapat nya.
“Sri makasih banyak loh atas saran kamu.” Hatiku terasa lega sekali setelah aku selesai curhat dengan Sisri.
Waktupun berlalu dengan cepat, hari-hariku kini terasa lebih indah, aku jalani hariku dengan Mas Anton, walaupun kami berkomunikasi hanya dengan HP, tapi aku merasa sudah mengenalnya dengan dekat. Akhirnya aku dan Mas Anton pun bertemu, alangkah bahagianya hatiku saat aku di pertemukan dengan keluarga Mas Anton dan keluargaku pun merestukan hubungan kami.
Mas anton pun mengajak aku untuk segera meresmikan hubungan kami, akupun dengan bahagia menyetujuinya. Aku bisa menwujudkan impianku untuk hidup bahagia dan membina rumah tangga bersama orang yang aku cintai.
Tetapi hal ini malah menjadi awal dari kerenggangan hubungan kami, karena pihak keluargaku menyuruh kami menikah dalam waktu 1 tahun kedepan lagi. Dengan alasan terlalu mendadak, dan belum ada persiapan, aku diminta bekerja lagi untuk membantu keluarga. Sebagai anak aku hanya bisa menurut. Aku berusaha menjelaskan kepada Mas Anton, dan dengan berat hati Mas Anton pun menyetujui nya, padahal dia sudah ingin segera menikah mengingat umur nya yang sudah tidak muda lagi.
Akhir dari liburan idul fitri, kamipun berpaling ke kota tujuan kami masing-masing, aku kembali ke Bandung, pabrik tempat bekerjaku. Mas Anton pun balik ke Sumatra tempat dia bekerja. Aku selalu berdoa supaya Tuhan selalu menjaga hubungan kami ini, dengan jarak yang terpisah jauh dan berharap 1 tahun segera berlalu, supaya kami bisa segera bertemu dan cepat bersanding di pelaminan. Alangkah bahagianya aku ketika hari itu tiba.
Suatu hari aku sangat terkejut ketika mendengar kabar dari sahabatku. Dia memberi kabar kalau ia hamil dan itu di luar nikah. Alangkah kagetnya aku mendegar kabar itu, dan alangkah menyakitkan lagi orang yang menghamilinya sekarang berada dalam sel tahanan karena terlibat kasus narkoba. Aku sungguh tak menduga sahabat yang aku kenal alim ini bisa terjerumus dalam pergaulan bebas. Aku sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa sahabatku, aku juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu nya, aku hanya bisa memberikan dorongan agar tetap tegar demi anak yang di kandung nya sekarang.
Walaupun keadaannya seperti itu aku tetap menjalin persahabatan dengannya, akupun sering berbagi cerita kepadanya.
Saat itu aku ingin menguji kesetiaan kekasihku Mas Anton, aku ingin tahu bagaimana reaksi Mas Anton jika berkenalan dengan gadis lain, apakah Mas Anton itu tipe lelaki yang setia atau bukan.
“Sri boleh gak aku minta tolong kepada kamu, coba kamu kenalan sama Mas Anton, aku kepingin tahu bagaimana sikap dia ketika berkenalan dengan wanita lain. ini aku kasih nomor HP Mas Anton ke kamu. Nanti kamu pura-pura ingin kenalan sama dia. Dan lihat bagaimana reaksi dia.”
“Ok, kalau gitu nanti aku coba menelepon Mas Anton.” Balas Sisri.
Ternyata inilah awal dari kehancuran hubungan aku dengan Mas Anton, dari sini lah mereka jadi saling akrab dan tanpa aku sadari dia adalah pagar makan tanaman. Betapa sakit nya hati aku menerima kenyataan ini, kekasihku kini berpaling ke sahabatku, dan yang paling tidak aku percaya mengapa ia mau menutupi aib sahabatku untuk segera menikahinya.
Sisri pun berusaha untuk menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud untuk merebut Mas Anton dariku. Mas Anton sendirilah yang jatuh cinta kepadanya. Dia terus menerus minta maaf, tapi hanya sekedar maaf rasanya tidak cukup untuk menutupi luka yang dalam ini. Hubunganku dengan Mas Anton pun berakhir.
Entah siapa yang mesti aku salahkan sahabatku atau kekasihku, Mas Anton pun mulai menghindariku, SMS dan teleponku tidak pernah di respon. Dia memutuskan aku tanpa penjelasan satu katapun. Kalau dia memutuskan untuk menikah dengan orang lain, mungkin hatiku tidak akan sesakit ini. Tetapi yang dia pilih adalah sahabatku sendiri. Teganya dia mempermainkan cintaku padanya. Dia juga mengingkari janjinya kepadaku, untuk menunggu aku setahun lagi, aku juga merasa sakit atas pengkhianatan sahabatku yang kupercaya.
Oh Tuhan adilkah ini untuk ku? Aku merasa Tuhan sungguh kejam, kini air mataku seolah sudah kering untuk menagis lagi, kenapa aku dipertemukan dengan orang yang seperti itu, yang tega mengkhianati cinta suciku. Tapi aku tersadar bahwa rizki, jodoh, dan maut segalanya sudah di atur Yang Maha Kuasa. Sekarang aku hanya mencoba mengikhlaskan Mas Anton untuk hidup bersama sahabatku, aku harus tetap tegar dan tidak boleh terpuruk dalam keadaan ini.
Aku mencoba menghubungi Mas Bayu, dan betapa bahagianya hatiku ternyata Mas Bayu masih setia menunggu dan mengharapkan aku. Kamipun akhirnya mulai akrab dan saling mengenal satu dan lainnya. Dengan kegagalan rumah tangga yang dulu pernah di alami Mas Bayu membuat dia semakin mengerti dan dewasa. Dia berusaha agar hubungan nya yang kali ini tidak terjerumus ke lubang yang sama dan berusaha supaya bisa lebih baik.
Kali ini membuat aku yakin bahwa Mas Bayu lah yang terbaik untukku. Tuhan sudah merencanakan semuanya. Tentu tuhan sudah merancang yang lebih untuk diberikan kepadaku. Kini hari-hariku pun terasa lebih bahagia bahkan lebih bahagia dari dulu. Akupun berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Mas Bayu, dan akan berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kami.
The End