Foto diambil dari Taiwan News.
Tepung kedelai kelas rendah sebagai esensi campuran yang digunakan pada abon daging yang biasanya digunakan untuk sarapan atau ditaburkan pada roti dan bubur diduga kemungkinan berbahaya bagi kesehatan hati dan ginjal.
Di Taiwan, banyak orang ingin menambahkan abon babi atau daging sapi untuk sarapan mereka, baik dalam makanan lokal tradisional seperti bubur, nasi dan roti kukus atau sandwich.
Namun, laporan terbaru yang dilansir dari Taiwan News menunjukkan bahwa untuk menghemat biaya, pedagang yang tidak bermoral menambahkan tepung kedelai berkualitas rendah dan esens daging (perasa daging) bukan daging yang sebenarnya.
Bagaimana konsumen dapat mengetahui bahwa abon tersebut berkualitas rendah? Menurut laporan media, seorang ahli dari Tung Foundation (董氏 基金會) mengatakan bahwa abon yang baik akan mengandung serat daging babi atau daging sapi yang agak kasar, sedangkan abon yang dibuat dengan tepung kedelai agak tipis dan lebih membentuk benjolan.
Ahli gizi menyarankan konsumen untuk melakukan tes sederhana dengan yodium yang dibeli di apotek setempat. Jika Anda menambahkan beberapa yodium di abon tersebut dan ternyata warnanya kebiruan hijau, itu berarti bahwa tepung kedelai telah ditambahkan. Semakin banyak tepung, semakin gelap warna kebiruan yang diakibatkan kontak dengan yodium.
Setelah dikunyah, abon daging yang asli tersebut rasanya seperti jika ada sesuatu yang tertinggal di mulut Anda. Namun, jika abon segera mencair segera setelah Anda memasukkannya ke dalam mulut Anda, kemungkinan kuat bahwa Anda telah makan makanan produk yang dipalsukan.