Foto ilustrasi diambil dari NC Society of Gastroenterology.
Penderita kanker perut stadium awal biasanya tidak mengalami gejala apapun, ujar Gastroenterological Society of Taiwan dalam seminarnya pada hari Minggu lalu. Komunitas tersebut juga menambahkan bahwa menghindari infeksi bakteri dan menjalani pemeriksaan rutin adalah alat penting untuk pencegahan kanker.
Dokter National Taiwan University Hospital (NTUH) Wu Ming-shiang (吳明賢), yang juga ketua komunitas di Taiwan mengatakan bahwa Hari Rabu kemarin (3/10) adalah hari Perut Dunia pertama, sebuah prakarsa internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk kesehatan perut.
Perut rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit ulkus peptikum, gastritis kronis, infeksi bakteri Helicobacter pylori (H pylori) dan penyakit gastroesophageal reflux, yang semuanya umumnya banyak didiagnosis di Taiwan, katanya.
Pemeriksaan kesehatan rumah sakit telah menemukan bahwa sekitar 20 hingga 30 persen pasien mengalami penyakit gastroesophageal reflux dan sekitar 10 hingga 15 persen memiliki penyakit ulkus peptik, kata Wu.
Sekitar 4.000 orang didiagnosis menderita kanker perut setiap tahun di Taiwan, tetapi sekitar 80 persen dari mereka tidak mengalami gejala pada tahap awal, katanya.
Kesehatan pencernaan yang buruk dapat mempengaruhi metabolisme serta sistem kekebalan dan saraf, tetapi banyak orang Taiwan memiliki kebiasaan buruk makan terlalu cepat atau meeting saat makan, kata Wu.
Presiden Taiwan Microbiota Consortium dan dokter umum Rumah Sakit Veteran Kota Taipei, Wu Chun-ying (吳俊穎) mengatakan bahwa infeksi H. pylori mengganggu fisiologi perut dan bahwa penelitian telah menyarankannya sebagai salah satu faktor paling signifikan yang menyebabkan perkembangan kanker perut.
Dokter NTUH Lee Yi-chia (李 宜家) mengatakan bahwa penelitian telah menemukan bahwa tingkat infeksi H. pylori di daerah terkecil sekitar 60 hingga 70 persen, sementara tingkatnya hanya sekitar 20 persen di Taipei. H pylori ditularkan dari orang ke orang melalui kontaminasi air liur atau kotoran makanan atau air, kata Lee. Maka harus menghindari berbagi makanan atau peralatan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi menghilangkan H pylori dapat mengurangi risiko terkena kanker perut, katanya. Lee menghimbau masyarakat untuk menghindari makan makanan yang diawetkan atau makanan tinggi sodium, serta merokok dan minum alkohol, dan menyarankan mereka untuk menjalani pemeriksaan rutin untuk mencegah penyakit perut.