Foto diambil dari concentrateblueberry.com
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Ialah bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain di tubuh manusia. Bagian tubuh yang bisa terserang oleh kuman mikrobakterium tuberkolosis adalah kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang dan otak. Sahabat Is, meskipun kasusnya jarang terjadi, ternyata penyakit TBC itu tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga organ-organ yang lain. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia.
Kali ini yang kita bahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara melalui bersin atau batuk, dan kemudian dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Namun begitu tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman itu akan sakit. Pada orang-orang yang memiliki tubuh sehat karena daya tahan tubuh yang baik, kuman-kuman ini tidak bereaksi atau ‘tertidur sementara’, sebaliknya bila daya tahan tubuh rendah karena gizi buruk dan berada di lingkungan yang tidak sehat secara terus menerus, kuman TBC akan menjadi aktif atau terbangun dan menyerang organ tubuh.
Gejala yang perlu diwaspadai :
Penyakit ini sering kali muncul tanpa gejala-gejala yang khas, hanya batuk-batuk ringan sehingga banyak masyarakat yang mengabaikannya. Lalu bagaimanakah cara kita membedakan antara batuk biasa dengan batuk karena penyakit TBC?
Gejala umum penyakit TBC antara lain disaat penderita sedang batuk atau berdahak, maka biasanya akan ada darah keluar. Penderita akan mengalami sesak nafas dan juga rasa nyeri di daerah dada. Penderita akan mengalami demam atau panas-dingin atau badan berkeringat dalam waktu sebulan lebih. Penderita akan berkeringat di malam hari tanpa ada penyebab yang jelas. Merasakan tubuhnya lemah dan lesu. Penurunan berat badan juga bisa terjadi akibat nafsu makan yang hilang. Dan perubahan warna pada urin yang menjadi kemerahan atau juga keruh.
Cara pengobatan
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan fisik seperti periksa darah, dahak, tuberculin dan juga x-ray. Apabila didiagnosa dengan TBC maka penderita harus menjalani pengobatan selama 6-9 bulan dengan paling sedikit tiga macam obat. Kondisi ini memerlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat karena mengira bahwa ia sudah sembuh. Jika pengobatan TBC tidak tuntas maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC menjadi tidak mempan lagi (kuman TBC menjadi kebal). Akibatnya pasien harus diobati dengan obat yang lebih keras atau lebih tinggi dosisnya. Hal ini harus diperhatikan bahwa pengobatan harus dituntaskan meskipun gejala TBC itu sudah terasa hilang.
Pengobatan jangka panjang dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, demam tinggi, muntah, gatal-gatal, lemas dan mata/kulit bewarna kuning.
TBC tidak diwariskan secara genetik, karena penyakit ini bukan penyakit keturunan, hanya karena cara penularannya melalui percikan dahak, maka anggota keluarga yang hidup serumah dapat tertular dengan mudah.
Sahabat Is, gaya hidup sehat dan gizi seimbang akan sangat membantu meningkatkan imune tubuh sehingga tubuh kita mempunyai kekuatan untuk menolak kuman-kuman yang akan menimbulkan penyakit di tubuh kita. Jangan lupa sempatkan waktu untuk berolahraga disela kesibukan sehari-hari. (sa/dari berbagai sumber)