Foto ilustrasi diambil dari Shutterstock.
Dear dr. Boyke salam sejahtera dan sehat selalu. Perkenalkan nama saya AS (35 thn) seorang BMI dua minggu yang lalu baru menikah dengan seorang pria mualaf warga pribumi (Taiwan), MC (40 thn). Karena banyak faktor, setelah menikah kami belum bisa tinggal satu rumah alias saya masih tinggal di tempat kerja (Taichung) dan dia tinggal di Tainan, dan kita hanya bertemu ketika akhir pekan hari libur kerja. Yang ingin saya tanyakan:
Setelah menikah suami saya sering meminta saya video call by LINE untuk melakukan masturbasi bersama. Sehari bisa lima kali saya dipaksa untuk berakting bak aktris porno di depan kamera sementara dia di sana melakukan hal yang sama sampai orgasme. Saya takut dok… sumpah saya stress. Ketika saya single pun saya menghindari hal tersebut dan saya TIDAK menikmatinya. Dua kali pertemuan dan berhubungan intim, anehnya dia malah mengalami ejakulasi dini dan penisnya tidak ereksi maksimal.
1) Apakah yang dilakukan suami saya ini normal atau kan dia mempunyai kelainan jiwa??
2) Satu hal lagi apakah penis yang tidak di khitan mempunyai efek hingga penisnya tidak ereksi maksimal??
Mohon jawaban secepatnya dok, saya tertekan bisa ikut gila mengadapinya. Thanks a lot atas jawabannya.
AS – Taichung
Jawaban diasuh oleh dr Boyke :
Untuk As di Taichung,
- Nampaknya suami Anda mengalami penyimpangan seksual yang dikenal dengan Voyeurisme yaitu kepuasan seksual yang didapat dengan melihat menonton wanita melakukan aktifitas seksual (hubungan seks, masturbasi). Baginya hubungan seks biasa (masuknya penis ke vagina) tidak dapat memberi kepuasan. Adanya disfungsi ereksi dan ejakulasi dini pada hubungan seks biasa menunjukan hubungan seks biasa tidak merangsang dia secara maksimal. Saran saya ajak suami untuk berobat ke psikiater/psikolog seksual/seksolog untuk mengobatinya.
- Dikhitan ataupun tidak dikhitan, tidak mempengaruhi kekerasan penis, nampaknya suami Anda mengalami difungsi ereksi juga yang membutuhkan pengobatan.