Pada beberapa waktu yang lalu, Indosuara sudah berbagi dengan sahabat semua tentang apa itu serangan stroke, pemicu dan pencegahannya. Belakangan ini, makin sering kita dengar teman-teman buruh migran yang terkena stroke meskipun usia mereka masih tergolong muda. Satinah, TKW yang bekerja di Saudi Arabia yang lolos dari hukuman pancung juga mengalami stroke. Ia masih berusia 41 tahun, di masa yang seharusnya masih produktif ia harus sakit dan menjalani perawatan yang cukup serius.
Stroke tidak memandang usia. Perubahan gaya hidup, tingkat stress yang tinggi, jam kerja yang panjang dan pola hidup yang tidak sehat menjadi sederet pemicu berbagai penyakit yang kemudian menyebabkan serangan stroke. Untuk menghindari stroke, sahabat Is lebih baik fokus pada pencegahannya. Yaitu dengan memperhatikan waktu istirahat, gizi seimbang dan olahraga teratur.
Dalam setiap tahunnya Pemerintah Indonesia mengirimkan 700.000 tenaga kerja migran ke berbagai negara penempatan. Dari sekian banyak tenaga kerja, berapa persenkah yang benar-benar paham tentang kondisi dan situasi kerja di negara tujuan? Jawabannya adalah sangat sedikit! Sahabat Is, memahami seperti apa pekerjaan kita adalah pondasi untuk mempersiapkan mental yang kuat, dengan persiapan mental yang matang, kita akan lebih mudah menghadapi situasi-situasi sulit di tempat kerja. Ini akan sangat berperan untuk menghindari depresi.
Faktor resiko terkena serangan stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dan ras. Usia lanjut punya resiko lebih besar terkena stroke. Jenis kelamin laki-laki juga punya resiko besar terkena stroke, hal ini terkait karena laki-laki cenderung merokok, meskipun perokok pasif juga mempunyai resiko yang sama besar terhadap pengaruh asap rokok. Bila dalam garis keturunan ada keluarga yang terkena stroke, faktor resiko untuk generasi penerusnya juga lebih besar. Dan yang terakhir adalah Rasa tau etnis, dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih mempunyai resiko lebih tinggi terkena stroke dibanding kulit hitam.
Beberapa faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas dan merokok. Penyebab terbesar dari stroke adalah hipertensi atau darah tinggi. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah dalam tubuh. Saat diameter pembuluh darah mengecil, darah yang mengalir ke otakpun akan berkurang. Jika supply oksigen dan glukosa terhambat maka akan terjadi kerusakan sel-sel pada otak yang menyebabkan jaringan otak mati. Dan ini adalah cikal bakal dari serangan stroke.
Tips Untuk Menghindari Stroke :
- Jangan abaikan keluhan dalam kesehatan! Banyak terjadi pada Sahabat Is yang saat sakit enggan meminta ijin untuk pergi ke dokter karena merasa sungkan ataupun takut pada majikan. Buang jauh perasaan itu, karena kesehatan lebih penting. Bila merasakan gangguan pada bagian kepala yang terasa sakit secara mendadak dan kerap terjadi, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya disertai dengan bagian leher terasa kaku, ada bagian wajah yang terasa nyeri atau bahkan bisa disertai dengan rasa mual, kemungkinan besar gejala ini mengarah kepada penyakit stroke.
- Olahraga teratur dan gizi seimbang. Hindari mengonsumsi makan daging merah dalam jumlah yang berlebihan, karena lemak jenuh yang asa di dalamnya akan membuat pembuluh darah mengalami pengerasan. Konsumsi makanan kaya serat yang akan membantu mengendalikan lemak yang ada di dalalm darah. Olahraga membantu melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot dan menigkatkan kadar oksigen dalam tubuh.
Sahabat Is, ingat ya, bahwa mencegah selalu lebih berharga dari mengobati. Jaga kesehatan kalian agar pulang kembali ke tanah air dengan tubuh yang bugar dan bahagia.(sa/dari berbagai sumber)