Foto diambil ilustrasi dari http://innov8tiv.com/
Pusat Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control (CDC) kemarin mengkonfirmasikan bahwa ada kasus pertama demam tifoid impor tahun ini telah terjadi pada warga Taiwan. Pihaknya menghimbau warganya memperhatikan sanitasi makanan ketika bepergian ke daerah di mana penyakit tifus berada, salah satunya Indonesia.
Hal tersebut terjadi pada seorang wanita imigran baru dan anak tertuanya, mengunjungi Indonesia tanggal 6 Agustus hingga 19 Agustus. Setelah mereka kembali, wanita itu mengalami diare dan sakit perut. Dia pergi ke rumah sakit untuk berobat tiga kali mulai dari 20 Agustus hingga 30 Agustus, dan tes menunjukkan bahwa dia terkena tifoid atau tifus (tipes).
Seperti yang diberitakan media lokal, Taipei Times, putra tertua wanita itu dirawat di rumah sakit pada Selasa pekan lalu setelah mengalami demam, batuk dan diare pada tanggal 31 Agustus. Namun, suaminya dan putra bungsunya yang melakukan perjalanan ke daerah yang sama, tidak terinfeksi.
Masa inkubasi untuk tifus biasanya delapan hingga 14 hari, tetapi tergantung pada paparan penyakit, dapat bervariasi dari tiga hari hingga satu bulan, katanya.
Wanita dan putra tertuanya makan di rumah saat di Indonesia dan hanya mengkonsumsi sayuran rumah, kata dokter CDC Chen Wan-ching (陳婉青).
Mereka mungkin terkena sanitasi dan makanan yang tidak bersih yang menyebabkan mereka terkena infeksi bakteri, kata Chen.
Demam tifoid ditularkan melalui menelan makanan atau air yang terkontaminasi, dan gejalanya termasuk demam yang terus menerus, sakit kepala, diare dan batuk.
Chen menyarankan orang-orang untuk tidak makan makanan mentah atau minum air yang tidak bersih di daerah di mana tifoid atau penyakit tifus sering terjadi.
Mereka juga harus mencuci tangan mereka secara menyeluruh sebelum makan dan mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi tifoid jika mereka berencana untuk sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah seperti itu, kata Chen.