Semakin banyaknya pendatang pada suatu daerah tempat tujuan pendidikan, menimbulkan dampak positif bagi beberapa orang yang memiliki naluri bisnis dan jeli memandang celah dibalik makin banyaknya pendatang baru. Hampir seluruh sektor ekonomi menikmati ‘dampaknya’; alias mengeruk untung dengan keadaan tersebut. Di daerah Jalan Timoho Yogyakarta, yang merupakan salah satu tempat di pusat kota yang notebene Kota Pelajar tentu sangatlah padat dan ramai. Masyarakat yang mengetahui hal tersebut pasti akan secara reflek memiliki ide bisnis demi mengambil kesempatan yang terbuka dan terpampang di depan mata. Seorang lelaki berusia 40 tahun yang menekuni usaha meubel yang khusus untuk anak kost. Bukan berarti masyarakat lokal tidak bisa membeli, akan tetapi Bapak Tamsir memilih spesifikasi usaha meubel yang menyediakan keperluan untuk para anak kost. Tentunya bentuknya sederhana, dan terjangkau di kantong pelajar dan mahasiswa tentu saja.
Tahun 1999 berbekal kemampuan otodidak, Bapak Tamsir yang memiliki 4 karyawan ini memulai usahanya. Pemilihan tempat yang strategis karena dekat dengan universitas ternama ternyata memiliki keuntungan tersendiri untuk mencapai pangsa pasar yang dikehendaki. Beberapa produk usaha yang dihasilkan seperti; rak buku, almari pakaian ukuran kecil, tempat tidur, meja belajar aneka ukuran dan lain-lain. Berbahan dari kayu sengon atau kayu albasia dengan finishing politur yang sederhana, dan kisaran harga yang ‘murah’ ternyata memiliki daya tarik khususnya bagi anak kost yang notabene hanya digunakan sementara saja. Jadi tidak perlu menggunakan jenis meubel yang berbahan mahal, kayu jati misalnya.
Meskipun ‘furniture’ ‘hanya’ berbahan baku kayu sengon atau albasia, asalkan dijaga dan dirawat dengan baik dan benar maka menurut Bapak Tamsir akan mampu bertahan lebih 20 tahun. Salah satu perawatan penting yakni tidak boleh terkena atau terendam air agar kayu tidak lekas lapuk.
Proses Pembuatan Meubel secara Sederhana:
- Papan kayu diukur sesuai di pasah/dihaluskan
- Dipotong sesuai ukuran yang diinginkan
- Disatukan potongan-potongan papan tersebut menggunakan paku
- Kemudian diselesaikan dengan finishing politure sesuai warna yang dikehendaki
Sebelum finishing, diperlukan beberapa langkah. Sebelumnya di ‘dempul’ dulu. Fungsinya untuk menutup lubang atau bagian yang tidak rata agar memperoleh media yang benar-benar tertutup dan rata semuanya. Setelahnya di gosok hingga benar-benar halus. Terakhir diberikan polesan warna politure sesuai yang diinginkan.
Walaupun berderet toko-toko kecil yang menyediakan keperluan peralatan anak kost, namun memiliki pelanggan sendiri. Terbukti, meski Penulis belum beranjak dari tempat narasumber membagi ceritanya, beberapa anak mahasiswa sibuk keluar masuk membeli yang diinginkannya. Harga yang ditawarkan pun terbilang ‘murah’. Minimal cukup dengan Rp 50.000 saja bisa membawa pulang sebuah meja belajar kecil. Yang paling mahal tak sampai Rp 200.000 dengan bahan baku albasia. Akan tetapi ada pula yang ‘request’ bahan kayu agar lebih bagus. Untuk permintaan ini diperlukan harga yang berbeda dengan harga umum yang dipatok.
Dalam sehari, rata-rata 10 pcs meubel terjual. Otomatis dalam perbulan jika dikalkulasi secara kasar akan diperoleh angka 10 x 30 = 300 pcs. Jika dihitung rata-rata kita ambil angka terkecil dari harga yang ditawarkan, maka akan diperoleh hasil 300 x Rp 50.000 = Rp 15.000.000. Angka yang tidak kecil, bukan?
Selama menekuni menekuni bisnis ini hampir tidak ada kendala yang berarti. Menurut pria sederhana yang mengaku jika keahliannya di dunia pertukangan diperoleh tidak melalui sekolah khusus ini, usaha miliknya akan terus eksis karena dunia pendidikan setiap tahunnya semakin diminati yang otomatis berdampak baik untuk usaha meubel khusus anak kost miliknya. Meskipun tidak seterusnya usahanya ramai, dalam bulan-bulan yang menurutnya sepi pun masih bisa menutup ‘cost’/biaya untuk gaji karyawan yang bekerja pada usaha yang didirikannya. (Enno Salsa)
Berikut kiat khusus bagi pemula yang ingin menekuni bisnis ini:
- Selain modal khusus yang diperlukan, calon pelaku usaha harus paham betul ilmu pertukangan sebagai dasar membuat aneka meubel.
- Pemilihan tempat usaha yang tepat, akan mempengaruhi arus perputaran keuangan yang berdampak pada lamanya waktu balik modal yang diinginkan
- Pembuatan perencanaan target balik modal, pangsa pasar, kualitas sangat diperlukan agar calon pelaku bisnis bisa melihat perkembangan usahanya secara detail.
- Terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan
- Menjalin hubungan yang baik. Baik kepada konsumen ataupun pada pelaku usaha yang sama
Jika sudah mantap dengan usaha ini, tunggu apalagi?
Perkiraan Simulasi Usaha Meubel ‘Anak Kost’ :
Modal Awal : Rp 7.500.000
Pendapatan per bulan :
- Omset penjualan meubel 2 pcs x Rp 50.000 x 30 Rp 3.000.000
- Omset reparasi meubel dan lain-lain Rp 000
Total pendapatan per bulan Rp 3.800.000
Pengeluaran per bulan :
- Biaya bahan baku Rp 1.000.000
- Biaya gaji karyawan Rp 1.000.000
- Biaya lain-lain Rp 000
Total pengeluaran per bulan Rp 2.300.000
Laba Bersih :
Rp 3.800.000 – Rp 2.300.000 = Rp 1.500.000
Perkiraan BEP :
Sekitar 5 bulan
Catatan :
- Belum termasuk biaya sewa tempat usaha
- Harga jual disesuaikan dengan daerah masing-masing
- Besar kecilnya usaha tergantung keinginan pelaku bisnis
- Pemberian gaji karyawan disesuaikan dengan sistem penggajian yang diinginkan oleh pemilik usaha.
Motivasi Bisnis:
“Bukan seberapa besar yang dihasilkan, akan tetapi seberapa besar usaha untuk meraih keberhasilannya. Salam Usaha! Salam Isbiz”