Trend kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Timur dalam empat tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Kekerasan itu menimpa perempuan dewasa dan anak (laki-laki dan perempuan).
Data Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Perempuan dan Anak Jawa Timur menyebutkan di tahun 2015 ada 622 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2012 (362 kasus), 2013 (372 kasus) dan 2014 (349 kasus).
Sedangkan periode Januari – Juni 2016, sudah tercatat 276 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. “ Total ada 1705 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi dalam empat tahun terakhir. Jumlah itu belum termasuk data di tahun 2016,” ujar ujar Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Propinsi Jawa Timur Hari Chandra, Selasa (23/8/2016).
Hari menambahkan, data yang masuk ke PPT terbagi atas tiga golongan, yakni Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), non KDRT dan trafficking. Dari tiga golongan itu, KDRT secara fisik dan psikis sangat mendominasi. Setidaknya ada 646 kasus, dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Meski trend kekerasan terhadap perempuan dan anak terus mengalami kenaikan, khusus trafficking, jumlahnya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Di tahun 2012 misalnya, terjadi 83 kasus trafficking. Namun, di tahun 2013 jumlahnya jadi 39 kasus, 2014 (15 kasus) dan 2015 (5 kasus).
“Meski trend kekerasan mengalami kenaikan. Untuk trafficking, jumlahnya terus mengalami penurunan,” jelas Hari.
Untuk terus meminimalkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, BPPKB telah bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti kepolisian, NGO, media dan instansi terkait lainnya. “Melalui kerjasama itu, kami akan melakukan sosialisasi sekaligus pencegahan terhadap kasus kekerasan. Sedangkan untuk penanganan kasusnya, kami serahkan kepada kepolisian sebagai pihak yang berwenang,” pungkasnya. (yw)