Foto diambil dari BNP2TKI.
BNP2TKI telah membuat kerjasama dengan Jicwels dalam kerangka Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) untuk menempatkan tenaga kesehatan khusunya perawat ke Jepang setiap tahunnya. Pada tahun 2016 lalu penempatan TKI perawat ke Jepang sebanyak 33 orang, sedangkan perawat orangtua sebanyak 285 orang.
Pelaksanaan Pra Pendaftaran Penempatan TKI Nurse dan Careworker Program G to G ke Jepang Tahun 2018 sudah dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret 2017 dan akan ditutup pada 30 Mei 2017. Pendaftaran calon TKI Kandidat Nurse dan calon TKI Kandidat Careworker dilakukan melalui online sistem di website BNP2TKI dengan mengisi data diri dan mengunggah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Lampung, Mangiring Hasoloan Sinaga pada acara sosialisasi TKI Perawat ke Jepang, pada Kamis, 06 April 2017 di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang mengungkapkan bahwa perawat Indonesia mampu bersaing dengan perawat negara lain ketika bekerja di luar negeri seperti Jepang dalam skema penempatan antar pemerintah. Disampaikan Sinaga kepada peserta sosialisasi bahwa peluang kerja menjadi perawat ke luar negeri patut dicoba untuk menambah pengalaman dan pengetahun serta perolehan upah yang lebih tinggi. Selain itu ilmu yang didapat pun bisa diaplikasikan di negeri sendiri.
Sosialisasi dihadiri sebanyak 100 mahasiswa jurusan keperawatan. Hadir sebagai narasumber, Kepala BP3TKI Lampung, Mangiring Hasoloan Sinaga, Kasubdit Penyiapan dan penempatan Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Yeni Agus Winoto serta Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Kemenkes RI, Oos Fatimah Rosyati.
Dalam pembukaan sosialisasi, Kepala Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang mengungkapkan Provinsi Lampung memiliki potensi tenaga kerja di bidang kesehatan termasuk perawat. Peluang menjadi perawat di luar negeri harus dimanfaatkan dan jangan dilewatkan, secara kemampuan Indonesia mampu dan memang lulusan dipersiapkan untuk handal di dunia kerja.
Dalam sosialisasi tersebut, para peserta terlihat aktif dengan banyaknya pertanyaan yaang diajukan, secara umum peserta menanyakan terkait penyesuaian kultur budaya ketika seseorang ditempatkan sebagai pekerja di Jepang dan perlindungan bagi tenaga kerja. Menanggapi hal tersebut, narasumber menjawab satu suara mengenai minimnya permasalahan TKI ketika penempatan berdasarkan skema antar pemerintah seperti ini dibandingkan skema lainnya.
Menurut Oos Fatimah Rosyati, bekerja keluar negeri dapat menjadi alternatif dari penyebaran tenaga kesehatan dalam negeri, disamping Kemenkes RI juga memiliki program Nusantara Sehat untuk pemerataan tenaga kesehatan didalam negeri. (ol)