Foto: Bajindul alias Parindra Sidik Cahyono. Sumber tribunnews.com
Masih ingatkah dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Korea Selatan bernama Bajindul?
Bajindul alias Parindra Sidik Cahyono, TKI Korea Selatan yang sempat viral gara-gara video medhok-nya ketika jalan-jalan di taman hiburan di Korea Selatan. Begini gaya hidupnya di desa sekarang…
Gara-gara vlog pada 2017 lalu itu, karir Bajindul di dunia Youtube semakin sukses. Terhitung hingga Senin (3/12/2018) akun Youtube Bajindul yang bernama Gokil Abis memiliki lebih dari 375 ribu subscribers.
Dalam salah satu videonya saat itu ia begitu ketakutan karena wahananya berputar 360 derajat. Yang membuat kocak adalah ketakutan itu ia ekspresikan melalui Bahasa Jawa dengan muka ketakutan.
Padahal sebelumnya ia berbincang dengan perempuan di sebelahnya menggunakan Bahasa Korea. Meskipun dalam Bahasa Koreanya masih terdengar logat Jawa.
Perempuan di sebelah TKI yang dikenal dengan nama Bajindul itu hanya tertawa melihat tingkahnya.
Kini, pemilik nama asli Parindra Sidik Cahyono ini tak lagi bekerja sebagai TKI. Ia telah pulang dan menetap di Magetan, Jawa Timur, bersama istrinya, Ismiati yang juga mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang pernah bekerja di Hong Kong. Mereka menikah sekitar April 2018 lalu dan kini hidup bersama di Magetan.
Meski telah pulang ke Indonesia, Bajindul tak berhenti menjadi Youtuber. Ia masih mengunggah video kesehariannya di akun Youtube-nya dan istrinya, Ismiati Bajindul.
Mulai dari pekerjaannya di Magetan, hingga progres rumah baru yang ia bangun dengan kisaran harga 1 M.
Rumah Bajindul memiliki dua lantai dengan cat hijau terang. Di lantai bawah, ada satu bagian yang ia sulap menjadi toko bahan-bahan pertanian. Ia juga menyewakan alat-alat pertanian serta mobil pick up.
Rumah Bajindul terdiri dari dua bangunan. Bangunan pertama adalah tempat tokonya di lantai satu, sedangkan lantai dua rencananya untuk kamar tidur tamu.
Bangunan kedua terdiri dari 1 lantai yang memiliki 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang televisi, 1 kamar mandi, dan 1 dapur sekaligus ruang makan.
“Pada intinya semua yang kita dapat itu hasil jerih payah, nggak merugikan orang lain,” kata Bajindul. “Yang pasti bukan hasil warisan, itu lebih membanggakan,” lanjutnya.
“Apapun keadaannya, apapun kondisinya, apapun hasilnya, kalau itu murni kalian cari berdua sama istri, Insya Allah lebih ayem tentram. Daripada kita terlihat ‘Wah’ tapi itu cuma pemberian, nggak menjamin mutu dan kualitasnya.”
Bajindul menghimbau agar kita tidak melihat hasilnya saja. Sebelum sesukses sekarang, ia pun pernah hidup susah di Korea Selatan hingga dikata-katain dengan bahasa Korea.
Bajindul mengaku tak ada maksud lain dari hasil kesuksesannya ini selain berharap bisa menjadi motivasi buat para tenaga kerja lainnya untuk terus bekerja dan hemat. (Ol)