Foto: TKI saat proses pendataan kepulangan di UPT Pengawasan TKI di Bandara Juanda. Disnakertrans Jatim ini mengembangkan sistem pengawal kepulangan TKI, SOS Panic Button. Sumber SURYAOnline/nuraini faiq
Bagi pekerja migran Indonesia atau TKI yang hendak pulang ke kampung halaman kini bisa lebih nyaman. Mereka bisa memanfaatkan pengawalan berbasis digital. Sepanjang perjalanan ke tanah kelahiran, TKI akan dikawal dengan sistem yang dikembangkan Disnakertrans Jatim.
Saat ini telah dioperasikan sistem pengawalan kepulangan TKI bernama “SOS Panic Button”. Sistem panggilan darurat berbasis android yang bisa diakses kapan pun dan dimana pun. Menu layanan ini disediakan karena banyak kejadian yang menimpa kepulangan TKI.
Mulai dari mendapat musibah hingga menjadi korban kejahatan dan perbuatan kriminalitas. Bahkan sejak turun dari pesawat meninggalkan bandara sudah berpotensi untuk diincar menjadi korban. Dari cara berpakaian dan gayanya, pekerja migran itu sudah ketahuan kalau mereka adalah TKI.
TKI pulang identik dengan membawa banyak uang. Mereka rentan sehingga perlu perlindugan. Pemerintah menjamin mereka pulang aman dan nyaman. Demikian disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Himawan Estu Bagijo.
Sistem pengamanan berbasis digital tersebut adalah bagian dari Program simPADU-PMI. Kepala UPT Penempatan dan Perlindungan TKI (P2TKI) Disnaker Jatim Budi Raharjo menambahkan bahwa hanya TKI yang terdaftar yang bisa memanfaatkan SOS Panic Botton tersebut.
Jadi para TKI harus terdata, terutama saat mereka pulang dan tiba di Bandara Juanda. Ada UPT khusus di Bandara yang mendata.
Di bandara, TKI yang pulang diterima di kontek kepulangan helpdesk juanda. Mereka akan dilayani dan ditanya kepulangannya karena apa. Apakah mereka pulang karena cuti, kontrak berakhir atau bermasalah.
Jika finis dan cuti, untuk menjaga keamanan dibantu didownloadkan program sos panic batton. Ini untuk menyikapi kondisi darurat. Jika bermasalah akan didata dan disiapkan shelter dan ambulans gratis jika sakit.
“Syaratnya memang nomor HP berbasis android harus terdata ke petugas. Mereka juga harus mendaftarkan nomor paspor mereka. Inilah data pokok TKI untuk SOS Panic Botton ini,” kata Budi.
Setelah mengunduh aplikasi “simpadu pekerja migran” di Play Store. Pilih Fitur menu “S.O.S. Panic Button” yang kompatibel dengan android versi 8.0. Sementara baru android versi 8 ini yang bisa menggunakan sistem tersebut. Setelahya, scroll ke bawah, klik fitur “Helpdesk Juanda”. Klik “S.O.S. panic button”.
Klik ok untuk register di fitur menu Sos Panic Button. Tunggu sampai program membalas bahwa anda sudah terdaftar dengan tulisan “Selamat anda sekarang sudah terdaftar di fitur menu Sos Panic Button HelpDesk Juanda Disnakertrans Jatim.”
Pastikan penggunaannya hanya untuk kondisi mendesak/emergency. Jika terjadi masalah/emergency selama perjalanan PMI pulang ke daerah maka dengan menekan fitur menu tersebut, laporan diterima oleh admin dan segera diteruskan ke satgas Counter PMI Disnakertrans Prov Jatim di Bandara Juanda.
Petugas Disnakertrans Jatim akan menghubungi pekerja migran bermasalah. Bila diperlukan, berbekal GPS petugas Disnakertrans Jatim akan mendatangi, bahkan berkoordinasi dengan petugas.
Biasanya TKI kerap menjadi korban kecopetan, calo taxi, penipuan dengan modus gendam, kecelakaan lalu lintas. Para TKI kadang juga deportasi, sakit, pelecehan, atau ketakutan dijemput orang tidak dikenal atau beoker. (ol)