Foto ilustrasi diambil dari CNA.
Menteri Tenaga Kerja Kuo Fang-yu (郭芳煜) pada hari Selasa (24/05) kemarin kepada salah satu media asing yang dirangkum kembali oleh media lokal CNA mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan amandemen undang-undang dalam waktu satu bulan ini untuk menerapkan lima hari kerja dalam seminggu bagi para pekerja lokal di Taiwan.
Kuo mengatakan kepada United Evening News dalam sebuah artikel yang diterbitkan hari Selasa bahwa mereka ingin melakukan amandemen Labor Standards Act dengan menetapkan bahwa seluruh pekerja harus mempunyai jaminan libur dua kali dalam seminggu.
Kementerian Tenaga Kerja juga pernah mengusulkan untuk memberi pekerja tujuh hari libur nasional yang akan dimasukan dalam amandemen undang-undang lain yang diusulkan oleh Kementerian Tenaga Kerja (MOL) tahun lalu. Sayangnya hal tersebut ditolak oleh Legislatif pada bulan April.
Selain itu, Kuo juga mengatakan, jika amandemen baru disetujui, karyawan berhak untuk menggandakan waktu libur jika mereka diminta untuk bekerja pada salah satu dari hari Minggu atau Sabtu saat mereka seharusnya libur. Saat ini, karyawan yang bekerja lembur selama hari kerja biasanya menerima upah lembur maksimum 1,67 kali upah mereka.
Kuo juga mengatakan dia setuju bahwa gaji minimum per jam harus dinaikkan dari NT $ 120 (US $ 3,67) menjadi NT $ 126, dan kemungkinan kenaikan bisa dilakukan secepatnya pada bulan Juli mendatang.
Lin Po-feng (林伯豐), Kepala Asosiasi Nasional Perindustrian dan Perdagangan Cina mengatakan bahwa untuk setiap tambahan tujuh hari libur bagi pekerja, biaya upah akan meningkat sebesar 2 persen untuk perusahaan. Jika hal ini dilakukan, perusahaan bisa hengkang dari Taiwan.
Pendapat lain dari Sam Ho (何語), seorang Direktur Federasi Industri Nasional Cina memperingatkan bahwa kesempatan kerja lebih lanjut bisa menurun dikarenakan kebijakan tenaga kerja yang diusulkan tersebut.
Perusahaan Taiwan sudah memproduksi 60 persen dari produk mereka di luar negeri, dengan jumlah diperkirakan mencapai 65 persen pada akhir tahun ini, katanya. Jika tren ini terus berlanjut, angka tersebut bisa mencapai 70 persen dalam waktu dekat, berarti akan ada kenaikan. Namun jika kebijakan baru diusulkan dan itu mempengaruhi kinerja beban perusahaan, kemungkinan akan tetap stag bahkan menurun ataupun banyak perusahaan yang enggan lanjut beroperasi.