Foto-foto diambil dari Kompas.
Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh pendidik pun terjadi di hari pendidikan. Seorang Kepala Sekolah SDN Lowokwaru 3 Malang, Tjipto Yhuwono mendapat protes wali murid dikarenakan melakukan penyetruman terhadap 4 siswa. Kasu tersebut santer diberitakan media lokal pada hari Rabu, 3 Mei lalu. Tjipto mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah penyiksaan melainkan terapi untuk membuat anak-anak menjadi lebih konsentrasi dan tidak berbohong.
Awal kejadian saat itu sedang dilakukan salat berjamaah di musala sekolah. Kala itu sang kepala sekolah duduk di barisan belakang dan mendengar anak-anak tersebut bergurau saat salat. Kemudian ia menunjuk empat anak antara lain RA, MK, MZ dan MA untuk dilakukan terapi kejut listrik.
Tjipto pun mengatakan bahwa melakukan hal itu bukan sebagai bentuk hukuman, melainkan suatu terapi. Alat tersebut didapat dari guru sebelumnya yang telah almarhum. Namun Tjipto mengaku bahwa ia tidak dapat lisensi atas pemakaian alat tersebut.
Wali murid pun meminta surat pernyataan pada kepala sekolah tersebut untuk meminta maaf dan tidak mengulangi kejadian tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang akan mengevaluasi Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang tersebut. Tjipto pun mengaku pasrah jika ia nantinya akan di mutasi ke wilayah lain.
Salah seorang siswa, RA mengaku bahwa penyetruman itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu, bahkan hidungnya mimisan. Dinas Pendidikan pun masih menyelidiki kasus tersebut, meskipun hasilnya bahwa daya listrik yang digunakan untuk melakukan terapi tersebut rendah.