Foto: Sutradara film Jamal, Muhammad Hery Fadli. sumber tempo.co
Sutradara muda dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Muhammad Heri Fadli (25), merilis film Jamal, yang menyoal problematika keluarga buruh migran.
Jamal akronim dari janda Malaysia, adalah sebutan untuk para istri yang ditinggal mati suaminya, buruh di negeri Jiran. Jamal adalah film karya ke dua Heri, yang sebelumnya sudah pernah menggarap film mengenai kehidupan Tenaga Kerja Indonesia.
Film Jamal berdurasi 14 menit berhasil diputar di Festival Film LIeida Spanyol, awal Desember lalu.
Dalam menggarap dua buah film itu Heri melibatkan kru dan pemain yang sehari-hari terlibat proses pemberangkatan dan pengurusan TKI serta mereka yang tinggal di Dusun Aik Paek salah satu kantong TKI di Lombok.
Lewat filmnya, Heri tak hanya berbicara soal kemelaratan, tapi juga dampak psikologis bagi mereka yang ditinggalkan.
Heri mulai mengenal produksi film saat kuliah di jurusan ilmu komunikasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Selepas kuliah Heri pulang ke kampung halamannya di Lombok. Ia membuat film seputar problematika tenaga kerja Indonesia di kampungnya. Akhirnya Heri dengan sukses bisa membuat dua buah film dengan judul Sepiring Bersama dan Jamal.
Film pendek keduanya yang berjudul Jamal, telah membawa namanya masuk dalam deretan sutradara yang berkontribusi di Festival Film LIeida Spanyol pada 4-13 Desember 2020.
Dengan kesuksesannya tersebut, selanjutnya, Heri bertekad akan membuat film panjang yang juga memotret nasib dan kehidupan TKI. (O)