Foto diambil dari Tribunnews.
Kaki kanan Nasruddin (45), tersangka pelaku pembunuhan mutilasi ibu kandungnya di Desa Titi Mas, Kecamatan Babul Rahmah, diamputasi akibat terkena tembakan aparat kepolisian jajaran Polres Agara, Aceh. Tersangka ditembak aparat karena melawan petugas.
Kapolres Agara, AKBP Gugun Hardi Gunawan, seperti dikutip Serambinews.com, Jumat (30/6/2017) mengatakan, Nasruddin pelaku pembunuhan mutilasi ibu kandungnya telah selesai dioperasi dan tempurung kaki kanan yang tertembak sudah diamputasi di RSU Adam Malik Medan.
Nasruddin ayah satu anak, tega membunuh ibu kandungnya, Mise (70) wanita lansia dengan cara memutilasinya, Kamis (29/6/2017) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Kepala Desa Titi Mas, Ilham, menjelaskan selama ini pelaku mengalami depresi, karena dua kali menikah dan dua kalinya ditinggalkan istrinya. Dari istri pertama, tersangka memiliki seorang putra berusia 15 tahun. Mereka tinggal bersebelahan dengan rumah ibu kandung.
Pelaku yang tinggal bersebelahan rumah dengan ibu kandungnya datang menendang pintu, lalu mengangkat korban yang sudah lanjut usia dan sakit-sakitan itu diletakkan di tanah. Ada yang melihat dan menegur, karena takut pelaku memegang parang, wargapun masuk. Saat itulah Nasaruddin mengorok leher ibunya dengan parang dan kemudian memutilasinya.
Dimulai pada kedua kaki, lalu kedua tangan korban. Darah bermuncratan, termasuk ke wajah pelaku tapi tanpa rasa iba, tersangka juga menguliti kepala ibunya dan membelah perut ibunya.
Menurut Keuchik Ilham, jasad korban yang dimutilasi itu telah dijahit (diutuhkan kembali) sebelum dimandikan dan dikuburkan pada Kamis pukul 10.30 WIB di perkuburan umum desa tersebut.
Setelah mengeksekusi ibunya, tersangka dilaporkan warga ke polisi dan terpaksa ditembak kaki kanannya karena melawan petugas. Ia tak mengindahkan permintaan polisi untuk menurunkan parang yang terhunus di tangannya.
Adapun tersangka, langsung diboyong polisi ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sahuddin Kutacane. Namun, pihak dokter merujuknya ke rumah sakit di Medan, Sumatera Utara, karena tulang miskin kaki kanannya terkena tembakan dan kemungkinan harus diamputasi. (Ol)