Banyaknya para Buruh Migran yang sudah pulang ke kampung halamannya akan tetapi tak lama kemudian kembali menjadi bruh migran membuat prihatin berbagai kalangan. Salah satu yang paling dirugikan adalah pihak keluarga. Jika yang bekerja istrinya, maka suami dan anaknya akan kehilangan belaian kasih sayang dan perhatian dari istri juga sosok seorang ibu dalam kurun waktu yang lumayan lama.
Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum jika ada warga yang menjadi BMI kemudian setelah kontrak memutuskan untuk kembali bekerja di luar negeri lagi dengan alasan belum cukup modal, atau masih membangun rumah, untuk biaya kuliah atau sekolah anak hingga tidak ada usaha lain yang menjadikan seseorang pergi lagi bekerja keluar negeri.
Berangkat dari hal tersebut, purna Buruh Migran Indonesia di wilayah Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur ini mencari sebuah solusi agar rekan-rekannya tidak kembali pergi bekerja ke luar negri dengan membentuk sebuah organisasi bernama Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Kabupaten Banyuwangi.
KAMI adalah sebuah organisasi yang menampung para Buruh Migran Purna yang berkantor di Jakarta pusat. Organisasi ini menitikberatkan pada pelatihan serta pendampingan kewirausahaan juga advokasi BMI yang bermasalah. Acara pengukuhan bertempat di Yayasan Panti Asuhan Warga Muslim Indonesia Taiwan-Ikatan Keluarga Banyuwangi (WMIT-IKAWANGI) Baitussalam di Dusun Simbar II Rt 02 Rw 05 Desa Tampo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi pada hari Kamis 02 Juni 2016.
Dengan dihadiri pihak kecamatan Cluring, Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Kabupaten Banyuwangi, para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati BMI dan para BMI Purna.
Krishna Adi yang dipercaya menjadi Ketua KAMI Kabupaten Banyuwangi setelah dilantik oleh KAMI Nasional Jakarta, dalam sambutannya mengatakan bahwa tak perlu bingung untuk membuka usaha di tanah air.
”Banyak saudara saudari kita yang tidak bertahan lama setelah finish kontrak dan pulang ke rumah. Salah satu alasan yang paling mendasar karena belum punya usaha dan bingung mau usaha apa. Kita tidak sadar bahwa usia semakin lama semakin tua dan juga kesehatan mulai bermasalah. KAMI Banyuwangi hadir untuk memecahkan masalah tersebut. Silahkan bagi purna TKI yang sudah berada di tanah air atau masih bekerja di luar negeri untuk bergabung bersama KAMI Banyuwangi. Kita bangun usaha mandiri bersama dan mengikuti pelatihan sesuai kehendak teman-teman,” jelas Krishna Adi yang juga menjadi Ketua Yayasan WMIT-IKAWANGI Baitussalam ini.
”Kami merasa bangga dan salut sekali akan pencapaian teman-teman BMI dari Banyuwangi yang tergabung di WMIT IKAWANGI. Hasil karya nyata berupa yayasan panti asuhan yang besar, apalagi sekarang dibentuknya KAMI Kabupaten Banyuwangi. Semoga tambah bermanfaat untuk BMI Purna dan keluarganya,” Sambutan Andik Supriyadi Kepala P4TKI Banyuwangi.
Agus Salim Sekretaris Jendral KAMI Nasional Jakarta saat melantik kepengurusan KAMI Kabupaten Banyuwangi berharap kesolidan para pengurus untuk menciptakan suasana baru dengan semangat dalam berwirausaha. Kemudian bisa segera di data anggotanya, dan membuka pelatihan agar nanti bisa menumbuhkembangkan sebuah usaha mandiri. Begitu juga sambutan Adi Chandra Direktur Migran Institute Jakarta sebagai induk KAMI.
”Persoalan BMI adalah persoalan kita semua. Kita tidak bisa meninggalkan peran pemerintah. tapi kami membantu pemerintah agar lebih memperhatikan nasib para BMI. Akar permasalahan adalah pada BMI itu sendiri dan terlebih lagi adalah para BMI Purna. KAMI hadir agar bisa menjadi mitra dalam hal ini,” pungkasnya. Susiati purna BMI Taiwan yang ikut hadir kepada Indosuara mengatakan kegembiraannya dengan dibentuknya KAMI Banyuwangi. ”Semoga bisa menjadi wadah pelatihan dan kewirausahaan para BMI Purna dan keluarga,” harapnya. (ka)