Foto: WNI kru kapal World Dream dipindahkan ke KRI dr Soeharso yang difasilitasi TNI AL, di Selat Durian Kepulauan Riau, Rabu (26/2/2020). Sebanyak 188 awak kapal World Dream dievakuasi menggunakan KRI dr Soeharso menuju tempat observasi COVID-19 di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. ANTARA FOTO/Dispenal/wpa/ama.(WAHYU PUTRO A) sumber kompas.com
Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, akan jadi lokasi observasi 188 WNI ABK World Dream suspect virus corona. Sebanyak 762 personel dari tim Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) telah dilepas guna mengobservasi 188 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Tim berasal dari berbagai lintas sektor, yaitu TNI, Polri, BNPB, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan pihak swasta Artha Graha Peduli. Mereka secara resmi telah mengemban tugas selama 14 hari ke depan usai dilepas Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Para petugas telah bertolak ke Pulau Sebaru dengan menggunakan KRI Banda Aceh-593.
Setiap personel bertanggung jawab dengan penuh keikhlasan dan kesabaran agar tugas mulia itu dapat dilaksanakan dengan baik. Yudo berharap pelaksanaan observasi terhadap 188 WNI dapat berlangsung lancar. Adapun 188 WNI telah menjalani perpindahan dari kapal World Dream ke KRI dr Soeharso-990 di Perairan Selat Durian, Kepulauan Riau, pada pukul 13.00 WIB, Rabu (26/2/2020). Mereka kini tengah berlayar dan dijadwalkan akan tiba di Pulau Sebaru pada Jumat (28/2/2020). Petugas pun menyiapkan tiga helikopter selama observasi berlangsung. Ketiga helikopter itu disiagakan di tiga lokasi berbeda.
Pertama, berlokasi di Pulau Pantara yang tak jauh dari Pulau Sebaru. Kedua, disiagakan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur; dan ketiga, onboard atau siap siaga di KRI Banda Aceh (593). Ketiga helikopter disiagakan sebagai antisipasi apabila terdapat WNI yang dianggap suspect virus corona. Apabila nantinya ada WNI yang ter-suspect virus corona, selanjutnya akan dibawa ke rumah sakit rujukan di Jakarta. Penyiagaan helikopter tersebut juga sebagai antisipasi jika terdapat keperluan mendesak lainnya, seperti pembelian barang-barang kebutuhan observasi. Petugas menjadikan KRI Banda Aceh-593 sebagai markas tim Kogasgabpad selama observasi berlangsung.
Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengerahkan 39 dokter spesialis dalam penanganan observasi terhadap 188 WNI tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Pusat Krisis Kemenkes Budi Sylvana di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta. Adapun dokter spesialis yang disiapkan di antaranya dokter spesialis paru-paru, spesialis anestesi, spesialis penyakit dalam, spesialis jiwa, spesialis jantung, psikologi, sanetarian, hingga kesehatan lingkungan. Skenario pemeriksaan akan lebih intens dibandingkan pelaksanaan observasi WNI dari Wuhan di Natuna.
Proses pemeriksaan akan dimulai usai perpindahan WNI dari kapal World Dream ke KRI dr Soeharso. Petugas telah memutuskan tiga rumah sakit rujukan utama apabila dari 188 WNI yang menjalani observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, terduga terjangkit virus corona. Ketiga rumah sakit rujukan itu RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta Pusat, RSPI Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara, dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur. Apabila dalam penanganan observasi ternyata terdapat WNI terduga terjangkit virus corona, maka langkah selanjutnya adalah menggelar isolasi dan karantina ketat. Tingginya tingkat antisipasi ini karena dinamika perkembangan virus corona mengalami perubahan dibanding pada saat observasi WNI dari Wuhan di Natuna. Sehingga petugas terus meningkatkan kewaspadaan, standarnya terus dinaikkan, layanan observasinya lebih komprehensif.
Selama observasi berlangsung, para WNI di Pulau Sebaru ditunjang fasilitas lengkap. Mereka akan menempati fasilitas gedung eks cotage. Jadi sudah ada ruangan-ruangannya. Petugas juga telah memasang alat komunikasi untuk para WNI. CCTV juga sudah terpasang di dalam ruangan cotage tersebut. WNI tersebut juga akan mendapat dukungan fasilitas seperti rumah sakit mini yang tersedia Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang ICU, termasuk pelayanan kesehatan lingkungan. Kehadiran tim kesehatan lingkungan tersebut guna memastikan bahwa proses observasi tak merusak lingkungan Pulau Sebaru dan kondisi makanan. Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Rustian memastikan bahwa fasilitas observasi terhadap 188 WNI lebih bagus dibanding di Pulau Natuna. Sebaru ini adalah rumah yang sudah didukung dengan peralatan medis, termasuk tersedianya ahli gizi dan psikologi. (Ol)