Foto: Sejumlah krama dan keluarga melaksanakan ritual nganyut abu Jenazah Ni Wayan Sriani di Tukad Campuhan, Ubud, Senin (18/9). sumber balipos.com
Jenazah Tenaga Kerja Indonesia yang meninggal di Nigeria, Ni Wayan Sriani akhirnya diupacarai di Banjar Bentuyung, Kelurahan Ubud, Senin (18/9). Melalui upacara ini pihak keluarga dipastikan sudah mengiklaskan kepergian TKI berusia 38 tahun itu.
Prosesi pemakaman Sriani diikuti puluhan krama sejak Senin pagi. Diawali dengan upacara Ngeplugan (pemanggilan roh almarhum) di Catus Patha. Kemudian krama membawa simbolisasi jenazah Sriani ke rumah duka. Seolah Sriani sudah berada di rumah, pihak keluarga lantas melakukan prosesi nyiramin layon. Usai upacara itu krama setempat melanjutkan prosesi nganyut di Tukad Campuhan yang berlokasi dekat Pura Gunung Lebah Ubud.
Sebelum dihanyut, simbolisasi jenazah tersebut dibakar oleh krama. Abu sisa pembakaran inilah yang hanyut ke aliran Tukad Campuhan. Sebagai prosesi terakhir, pihak keluarga melaksanakan prosesi mepegat, sebagai symbol keikhlasan keluarga melepas almarhum Ni Wayan Sriani.
Gusti Made Kerti, adik ipar Sriani seperti dikutip dari balipos.com menyatakan bahwa pihak keluarga sudah mengiklaskan kepergian Sriani dengan cara seperti itu.
Menurut Gusti Made Kerti setelah rangkaian prosesi upacara ini Sriani akan diikutkan pada Ngaben Masal di Banjar Bentuyung sekitar 3 tahun lagi.
Diberitakan sebelumnya, Ni Wayan Sriani, TKI asal Banjar Bentuyung Kelurahan Ubud, Gianyar dikabarkan meninggal dunia di Nigeria pada Rabu (6/9) lalu. Penyebab meninggalnya karena jatuh terpleset di kamar mandi tempatnya bekerja sebagai spa terapis di Kota Abuja, Nigeria, Afrika pada Jumat (1/9) lalu.