Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto diambil dari National Info.
Terkait dengan penculikan dua WNI oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf, Kementrian Luar Negeri RI terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah Malaysia dan Filipina.
Koordinasi langsung dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. “Menlu telah berkomunikasi dengan mitranya di Malaysia dan Filipina guna meminta kembali perhatian pemerintah kedua negara itu,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI, Muhammad Iqbal kepada IndosuarA, Selasa (22/11/2016).
Iqbal mengatakan, informasi terakhir menyebutkan kedua WNI yang diculik saat ini sudah dibawa kelompok Abu Sayyaf ke Pulau Sulu yang terletak di Filipina Selatan.
Sebelumnya, Sabtu (19/11/2016) 2 WNI yang bekerja secara legal di kapal penangkap ikan berbendera Malaysia diculik oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
Peristiwa terjadi di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia sekitar 19.20 waktu setempat. ” Kemlu RI menerima informasi dari Asosiasi Pemilik Kapal sekitar 1 jam setelah peristiwa tersebut,” terang Iqbal.
Kedua WNI yang diculik itu adalah Saparuddin Bin Koni (43), kapten kapal asal Sulawesi Selatan dan Sawal Bin Maryam (36) wakil kapten asal Sulawesi Selatan.
Setelah memperoleh info tersebut, Menlu RI meminta Konsul RI Tawau melakukan pendalaman dan pada Minggu pagi (20/11/2016) tim perlindungan WNI KRI Tawau berkunjung ke Kunak dan Lahad Datu untuk menemui 11 crew kapal lainnya yang bebas, keluarga kedua sandera serta aparat penegak hukum Malaysia.
Kementrian Luar Negeri RI juga telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Sulawesi Selatan untuk menyampaikan berita tersebut. (yw)