Foto diambil dari CNN.
Warga Singapura seharusnya melakukan poling pada akhir minggu depan untuk memilih presiden baru, namun mereka tidak lagi memiliki kesempatan tersebut dikarenakan hanya satu kandidat yang lolos maju dalam pemilihan presiden.
Mantan Ketua Parlemen Halimah Yacob telah menang secara mutlak tanpa pemilihan, setelah calon presiden lainnya melanggar peraturan yang ditetapkan.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya berjanji untuk melakukan yang terbaik dan dapat saya lakukan untuk melayani rakyat Singapura dan itu tidak berubah apakah ada pemilihan atau tidak ada pemilihan,” katanya kepada wartawan CNN.
Halimah akan menjadi presiden wanita pertama di Singapura. Sudhir Vadaketh, seorang penulis dan komentator Singapura, mengatakan kepada CNN bahwa Halimah, sampai saat ini adalah sebagai anggota partai yang berkuasa, dan mendominasi politik Singapura.
Dalam pemilihan ini, untuk pertama kalinya, kandidat presiden Singapura hanya berasal dari satu kelompok ras: Melayu. Ini adalah kebijakan radikal yang dianggap melawan arus. Namun hal ini merupakan contoh bagi negara Asia Tenggara yang perlu memastikan representasi yang lebih baik di antara tiga ras utama di negara ini: Cina, India dan Melayu.
Aturan baru menetapkan kriteria yang lebih ketat mengenai latar belakang kandidat presiden Singapura. Misalnya, dari sektor swasta diharuskan menjadi chief executive perusahaan, dengan setidaknya mempunyai sekitar $ 370 juta aset yang dimiliki.
Dua calon presiden Malaysia lainnya yaitu pengusaha Salleh Marican dan Farid Khan – gagal mendapatkan Sertifikat Kelayakan dari Komite Pemilu Presiden, walaupun Komite Pemilu Presiden dapat menjalankan kebijakannya untuk mengizinkan mereka mencalonkan diri.
Namun para kiritikus menuduh bahwa peraturan baru tersebut adalah cara bagi pemerintah untuk mengatur pemilihan dan mencegah para lawan mencalonkan diri. Populasi penduduk Singapura adalah 74% etnis Cina, 13% Melayu, 9% India dan 3.2% adalah warga keturunan lainnya campuran.