Foto para pekerja migran yang tengah berkumpul saat hari libur di Hongkong. Foto diambil dari Wikipedia Commons/ Asia Times.
Seratus pekerja migrant sektor rumah tangga berdemo di depan kantor Departemen Tenaga Kerja di pusat Hongkong pada hari Minggu lalu untuk menuntut kenaikan upah dan tunjangan makanan.
Mereka menuntut kenaikan upah dari HK $ 1.037 menjadi HK $ 2.500, dan makanan yang disediakan harus cukup dan bergizi. Upah minimum untuk pekerja rumah tangga di Hong Kong adalah HK $ 4.310 per bulan.
Kelompok pekerja tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan upah untuk sektor rumah tangga dalam beberapa tahun terakhir tidak mencukupi dan tidak sesuai dengan tingkat inflasi di Hong Kong.
Dan banyak pelayan sering mendapatkan makanan yang tidak cukup atau mereka diminta untuk makan makanan sisa.
Kelompok pekerja mengatakan bahwa mereka akan melakukan pembicaraan dengan pejabat perburuan untuk mendukung mereka.
Saslah satu juru bicara Badan Koordinasi Migran Asia, mengatakan bahwa mereka memiliki lebih kekuatan dalam menawar dengan pemerintah karena ada berita yang beredar sebelumnya bahwa gaji seorang pelayan bisa mencapai HK $ 8.000 jika mereka bekerja di China daratan.
Bahkan pelayan asal Filipina yang lebih memilih bekerja di Hong Kong akan siap bekerja di luar jika gaji lebih baik.
Sementara itu, Betty Yung Ma Shan-yee, ketua Asosiasi Pembantu Rumah Tangga Hong Kong, mengatakan bahwa kabar para pelayan yang mendapatkan gaji semacam itu hanyalah sebuah rumor, karena pemerintah China akan melindungi kepentingan pekerja lokal terlebih dahulu.
Yung juga mengatakan bahwa gaji yang dibayarkan kepada pelayan di Hong Kong lebih baik dari pada di Singapura dan Taiwan, dan jika pelayan melakukan pekerjaan dengan baik, banyak pengusaha di Hong Kong bersedia membayar mereka lebih banyak.
Seorang pejabat Departemen Tenaga Kerja mengatakan bahwa mereka meninjau upah minimum dan tunjangan makanan bagi pekerja rumah tangga di Hong Kong untuk mencapai kesepakatan antara kepentingan pengusaha lokal dan pembantu asing.