Kontes Ratu Kecantikan TKI di Singapura
Foto: Kontes Ratu Kecantikan Miss Singapore Indonesian yang digelar di Legacy Center di kawasan sentral Singapura, Minggu (17/11/2019) sumber kompas.com Selain kontes ratu kecantikan dunia Miss Universe, atau Putri Indonesia dan Miss Indonesia di tanah air ternyata ada juga ratu kecantikan TKI di Singapura.
Menjadi perempuan tercantik baik dalam maupun luas juga menjadi perhatian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Singapura untuk menghela acara Miss Singapore Indonesia (MSSI) yang telah digelar sejak 2016. Kontes ratu kecantikan TKI Singapura sudah memasuki edisi keempat, dan tahun 2019 ini dihelat pekan lalu (17/11/2019) di Legacy Center, kawasan tengah Singapura. Peserta dengan nama Liyana Sari menjadi pemenang setelah mengalahkan 19 kontestan lainnya di MSSI. Layaknya kontes kecantikan pada umumnya, peserta dibekali pelatihan khusus, seperti pengembangan diri dan pengetahuan akan kebudayaan Indonesia. Di hari-H, peserta dinilai melalui kemampuan menampilkan tarian tanah air, kostum kreasi adat Nusantara, dan kebaya serta batik Indonesia. Perintis acara Dyah Gayatri berkata, mengatakan MSSI adalah organisasi nirlaba yang fokus memberi pelatihan tata rias, modeling, fesyen, event organiser, dan pengetahuan sosial budaya. Setiap hari Minggu, kelas dibuka untuk para Asisten Rumah Tangga ( ART) yang berminat menempa ilmu yang ditawarkan. Harapannya, TKI yang mencari nafkah di Singapura dapat mengisi hari liburnya dengan aktivitas yang meningkatkan keterampilan mereka. Semoga saat ART kembali ke Indonesia, bisa membuka usaha sesuai kemampuan yang sudah mereka pelajari. Diharapkan, kegiatan yang diprakarsainya bersama warga Singapura pemerhati isu TKW, Rashidah Othman ini akan terus berlanjut setiap tahun dan mendapat atensi dari pemerintah Indonesia. Acara ini dimeriahkan kehadiran artis ibu kota Rendra Bagus Pamungkas, pemeran WR Supratman di film Wage. Kemudian penampilan ragam budaya seperti udeng, tutorial memakai kain batik oleh Komunitas Diajeng Semarang dan Tiyang Jawa. “Kegiatan ini adalah salah satu usaha positif sinergi antara pengusaha, TKI dan diaspora Indonesia di Singapura yang meningkatkan kepercayaan diri para ART,” demikian komentar Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS), Stephanus Titus Widjaja. (ol)
|