Foto: Petugas menurunkan peti jenazah Kadirin setiba di rumahnya Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, (24/1). Sumber jawapos.com
Satu lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berangkat secara mandiri mengalami penyakit stroke dan meninggal di Brunai Darussalam, negara tempatnya bekerja.
Kali ini, pahlawan devisa yang bernasib malang itu ialah Kadirin (57) warga Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi Jawa Timur.
Kadirin yang menjadi asisten rumah tangga (ART) di Brunai Darussalam itu, meninggal pada Rabu, (13/01) dan jenazahnya tiba di rumahnya Minggu, (24/01).
“Kadirin bekerja lewat jalur mandiri dan pemberangkatannya melalui proses non prosedural,” cetus koordinator Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, Muhammad Koim.
Diduga Kadirin sudah lama menderita penyakit stroke. Setelah bekerja di luar negeri, penyakit yang dideritanya itu kambuh. Pemulangan jenazah ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bandar Sri Begawan dan BP2MI.
“Setelah koordinasi itu, pemulangan jenazah disetujui,” kata Koim.
Jenazah TKI itu, diterbangkan dari Bandara Brunei Darussalam pada Rabu, (20/01) tujuan Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta dengan nomor penerbangan B1837. Setelah sampai di Jakarta, jenazah kembali diterbangkan menuju Bandara Juanda Surabaya. Seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh majikannya.
Jenazah tiba di rumah duka pukul 10.00, Minggu, (24/01) dan diserahkan kepada keluarganya. Serah terima jenazah itu disaksikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Banyuwangi, UPT BP2MI dan perangkat Desa Yosomulyo.
Berkat kesigapan majikannya yang bertanggung jawab, semua surat-surat dokumen pemulangan jenazah Kadirin lengkap, sehingga pemulangan jenazah tidak ada kendala. (0l)