Foto: Lesi Kulsum asal Jabar lumpuh dan hilang ingatan akibat kecelakaan di Dubai (Foto: Ismet Selamet) dok detikNews.com
Seorang pekerja migran asal Cianjur Jawa Barat lumpuh dan hilang ingatan akibat kecelakaan.
Lesi kulsum (33), tenaga kerja asal Kampung Loneng, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaluyu, lumpuh serta hilang ingatan akibat kecelakaan yang dialaminya saat bekerja di Dubai.
Yanto Firmanullah (35) suami Lesi, mengatakan, ibu dua anak itu berangkat bekerja ke Dubai pada Januari 2021. Meski sempat tak diizinkan, TKI Lesi tetap berangkat lantaran ingin membantu perekonomian keluarga di tengah pandemi Covid-19.
“Awalnya istri saya kerja menjadi perangkat desa bersama saya, namun sekarang istri saya sudah tidak lagi. Kondisi pandemi yang serba sulit membuat istri saya berniat kerja di Dubai, padahal saya sudah melarangnya, namun dia tetap berangkat,” ujar Yanto, Rabu (22/9/2021).
Lesi pun akhirnya diberangkatkan ke Dubai melalui salah satu PT di Jakarta. Setibanya di Dubai, Lesi ditempatkan sementara di penampungan khusus di Dubai, sambil menunggu majikan tempatnya bekerja menjemput.
Lantaran sopir calon majikannya tidak bisa menjemput, Lesi pun diantar ke rumah majikan oleh sopir perusahaan. Namun saat di perjalanan, kendaraan yang dinaiki Lesi mengalami kecelakaan parah.
“Keterangan yang saya dapat, mobil ditumpangi istri saya kecelakaan, katanya sopirnya kurang konsentrasi sehingga mobil itu keluar jalur dan bertabrakan dengan truk besar. Jadi istri saya belum sempat bekerja, baru mau bertemu majikan tapi keburu kecelakaan,” jelas Yanto.
Pasca insiden kecelakaan, Lesi sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Dubai selama 6 bulan, bahkan dia sempat mengalami koma selama dua bulan.
Pulih dari komanya, Lesi ternyata mengalami lumpuh serta hilang ingatan akibat benturan keras saat kecelakaan.
Setelah enam bulan, Lesi pun dipulangkan ke Indonesia dan sempat empat hari dirawat di rumah sakit di Jakarta.
“Setelah itu kami minta untuk dipulangkan, karena kondisi istri kan hilang ingatan. Kalau di Jakarta kan tidak ada yang menemani, makanya dibawa ke rumah dengan harapan kalau setiap hari bertemu keluarga bisa secepatnya pulih,” tutur Yanto.
Menurut sang suami, pihak perusahaan pemberangkatan dan sponsor di Indonesia mau bertanggungjawab dan memberikan dana per bulannya.
“Pertanggungjawaban ada, tapi dari perusahaan pemberangkatan di Indonesia. Alhamdulillah masih cukup untuk kebutuhan per bulan serta terapi rutin,” jelas Yanto.
Tetapi Yanto berharap, pemerintah bisa membantu baik untuk pengobatan maupun bantuan lainnya, mengingat gaji dari dia bekerja sebagai perangkat desa tidak mencukupi.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans Cianjur, Ricky Ardi Hikmat mengatakan pihaknya akan mengupayakan bantuan melalui Dinas Sosial (Dinsos) sebab pemberangkatan yang dilakukan oleh Lesi non prosedural. Jadi bila mana ada kecelakaan tidak bisa mendapatkan asuransi. Oleh karena itu mengupayakan bantuan melauli Dinas Sosial. (0l)