Tingginya angka kaburan BMI menjadi fenomena tersendiri dalam penanganan permasalahan TKI di Taiwan ini. Ketua Asosiasi Agensi pernah meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan sanksi yang tegas bagi para kaburan agar segera menyerahkan diri.
Dibalik anjuran penyerahan diri ini, menurut pengamatan IndosuarA di lapangan, ada beberapa hambatan yang perlu dibenahi birokrasi imigrasi setempat. Sebut saja namanya bunga. Dia berniat menyerahkan diri tanpa perantara dan datang sendiri ke Imigrasi Taipei, berharap agar prosesnya berjalan mulus, tetapi malah dipersulit. Ternyata sangat susah untuk mendapatkan surat penyerahan diri dari imigrasi setempat.
Seorang TKI kaburan telah datang mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 masih belum dilayani, padahal ia adalah salah satu antrian terdepan dalam proses ini. Hal yang sama juga dialami oleh mawar (nama samaran). Karena terlalu lama menunggu dan terkesan diacuhkan, hingga tidak terasa air matanya keluar. Wanita asal Wonosobo Jawa Tengah ini hanya bisa menangis melihat hal yang menimpa dirinya.
Sedangkan hal yang berbeda dialami oleh TKI kaburan yang lain. Dengan meminta bantuan orang yang sudah paham sistem yang memiliki KTP Taiwan, sangat cepat prosesnya. Dalam hitungan jam, wanita asal Demak yang sudah lebih dari setahun menjadi kaburan sudah mendapatkan surat keterangan penyerahan diri.
Hal seperti ini jelas dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kontributor IndosuarA melakukan penyelidikan tentang hal ini, dengan menanyakan kepada para pekerja kaburan yang belum menyerahkan diri, sebut saja Endang (nama samaran). Ia pernah ditawari oleh oknum dan agensi ilegal untuk membantu pengurusan proses penyerahan diri ini. BMI asal Jawa Timur ini ditawari biaya sebesar NT$ 20 sampai 30 ribu termasuk uang tiket dan denda. Kalau ditotal biaya servis untuk pengurusan sekitar NT$ 3 sampai 10 ribu. Sungguh angka yang sangat menggiurkan untuk terlibat dalam bisnis pengurusan tenaga kerja kaburan ini.
Petugas Imigrasi : “Silahkan datang Langsung, Tanpa Perantara”
Melihat hal ini, kontributor Indosuara langsung mendatangi kantor imigrasi Taipei City untuk mengkonfirmasi mengenai realita kasus di atas. Di sana kami bertemu dengan petugas yang berwenang menjawab permasalahan ini, yakni Jason. Pria berkacamata yang sudah dua tahun lebih bekerja di Imigrasi menyatakan jika hal tersebut tidak benar. Jason mengatakan, apabila ada pelanggaran seperti itu, silahkan dilaporkan.
“Oknum imigrasi yang kedapatan melakukan hal tersebut akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku.” Kata Jason. Ia juga menambahkan, bagi tenaga kerja yang mau menyerahkan diri silahkan datang langsung ke kamtor imigrasi, mulai pukul 09.00 – 12.00 untuk shift pertama dan Shift kedua pukul 13.30 -17.00.
“Sistem kami dengan pengambilan nomor. Jadi, siapa yang datang terlebih dahulu akan dilayani. Tidak perlu ada orang yang mengantar, cukup datang sendiri aja. Setelah dipanggil akan dilakukan wawancara, kemudian pembayaran denda dan pengecekan dokumen. Apabila dokumen yang dibutuhkan lengkap, maka proses pemulangan akan cepat. Setelah wawancara akan dibuatkan surat bukti penyerahan diri dan selanjutnya menunggu kepulangan di rumah masing-masing,” ujar Jason kepada IndosuarA. Semoga dengan adanya informasi ini, oknum yang mencoba memanfaatkan ketidaktahuan teman-teman pekerja bisa segera ditertibkan, sehingga pekerja kaburan bisa segera menyerahkan diri. (HM)